Konsep Manajemen Strategik
Manajemen
strategik merupakan satu paradigma baru, karena keberhasilannya di lingkungan
organisasi bisnis, masih harus diuji bila diimplementasikan pada lingkungan
organisasi non profit. Pengimplementasian manajemen strategik di lingkungan
organisasi non profit dibidang bisnis berisi nilai-nilai persaingan bebas antar
organisasi sejenis, melalui pendayagunaan semua sumber yang dimiliki untuk
mencapai tujuan yang bersifat strategik.
Organisasi non profit bidang
pemerintahan berisi nilai-nilai pengabdian dan kemanusiaan untuk kepentingan
hidup bersama. Setiap organisasi profit memiliki otonomi dalam menjalankan
manajemennya, berupa kebebasan mewujudkan pengembangan organisasinya. Berbeda
dengan organisasi non profit dibidang pemerintahan, organisasi tersebut diatur
dengan manajemen umum oleh pemerintah pusat. Persamaan dalam pengimplementasian
manajemen strategik di lingkungan kedua bentuk organisasi tersebut pada awal
dari kegiatan manajemennya yang dimulai dari
kegiatan menyusun perencanaan
strategik dengan memuat rumusan tentang strategi pencapaian tujuan strategik
organisasi.
Pengimplementasian
salah satu jenis manajemen yang dipilih termasuk manajemen strategik, tidak
dilarang bagi organisasi non profit bidang pemerintahan, selaama tidak
berdampak merugikan dan sebaliknya diyakini akan memberikan nilai tambah yang
positif.
A. Pengertian Manajemen Strategik
Manajemen
strategik berasal dari rangkaian dua perkataan yakni “Manajemen” dan “Strategik”.
Strategik bersumber dari dan populer di lingkungan militer. Penggunaannya lebih
dominan dalam situasi peperangan, sebagai tugas seorang komandan dalam
mengahadapi musuh, yang bertanggungjawab mengatur cara atau taktik untuk
memenangkan peperangan. Dengan demikian strategik dalam peperangan adalah
pengaturan cara untuk memenagkan peperangan. Disamping itu perkataan strategik
sebagai teknik dan taktik dapat diartikan juga sebagai “kiat” seorang komandan
untuk memenangkan peperangan yang menjadi tujuan utamanya. Dalam memenangkan
perang yang sangat penting disebut sebagai tujuan strategik. Manajemen
strategik di lingkungan organisasi profit dan non profit ternyata telah semakin
berkembang.
Manajemen
strategik merupakan “proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang
bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang
dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di
dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya”. Pengertian lain mengatakan
bahwa manajemen strategik adalah “usaha manajerial menumbuhkembangkan kekuatan
organisasi untuk mengeksploitasi peluang yang muncul guna mencapai tujuannya
yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan.” Pengertian
yang ketiga mengatakan bahwa “ manajemen strategik adalah arus keputusan dan
tindakan yang mengarah pada pengembangan suatu strategi atau strategi-strategi
yang efektif untuk membantu mencapai tujuan organisasi.” Pengertian ke empat
atau yang terakhir “ Manajemen strategik
merupakan suatu sistem yang sebagi satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Pengertian manajemen strategik
terakhir dapat disimpulkan beberapa karakteristiknya.
a.
Manajemen strategik diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar
dalam arti mencakup seluruh komponen lingkungan sebuah organisasi. Misalnya
Rencana Strategik (RENSTRA), perancanaan Operasional (RENOP) yang dijabarkan
dalam bentuk program kerja dan proyek tahunan.
b.
Rencana strategik berorientasi pada jangkauan masa depan untuk
organisasi profit ± 10 tahun mendatang, organisasi non profit di bidang
pemerintahan ± 25-30 tahun misalnya rencana strategik dalam bentuk Garis-garis
Haluan Negara (GBHN), sedang rencana Operasionalnya disebut Rencana Pembangunan
Lima Tahun (REPELITA) sebgai rencana jangka sedang, dan terakhir dijabarkan
menjadi rencana jangka pendek dalam bentuk program dan proyek dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai rencana Tahunan.
c.
Visi, Misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk (utama),
dan tujuan strategik organisasi untuk jangka panjang, merupakan acuan rencana
Strategis(Renstra).
d.
Renstra dijabarkan menjadi operasional (RENOP) yang antara lain berisi
program-program operasional termasuk proyek-proyek.
e.
Penetapan RENSTRA dan RENOP harus melibatkan Manajemen Puncak untuk
mewujudkan dan mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk panjangnya.
f.
Pengimplementasian strategi dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen lainnya
seperti pengorganisasian, pelaksanaan (actuating), penganggaran dan kontrol.
Berdasarkan karakteristik dan komponen Manajemen Strategik sebagai
sistem, terlihat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat intensitas dan
formalitas (dipengaruhi oleh tantangan internal, antara lain berupa kemampuan
menterjemahkan strategi menjadi proses atau rangkaian kegiatan pelaksanaan
pekerjaan sebagai pelayan umum(public servise) yang efektif, efesien dan
berkualitas) pengimplementasiannya di lingkungan suatu organisasi non profit.
Beberapa faktor tersebut antara lain adalah ukuran besarnya organisasi, gaya
manajemen dari manajer puncak, kompleksitas lingkungan idiologi, sosial
politik, dan lain-lain. Dalam mengkongkritkan manajemen strategik melalui
perumusan perencanaan strategik perlu dilakukan analisis mengenai tantangan
internal dan eksternal.
Model
Manajemen Strategik
Pada tahun
1950 dan 1960-an, tidak ada pabrik sepeda di Amerika Serikat yang sukses
seperti perusahaan Schwinn Bicycle. Didirikan pada tahun 1895 oleh seorang
imigran jerman bernama Ignaz Schwinn. Pada tahun 1960-an, perusahaan tampak
akan jatuh penjualan turun dari 1 juta pada tahun 1987 menjadi 500.000,
kemudian penjualan sahamnya turun dari 10 persen pada tahun 1983 dan menjadi
kurang dari 4 persen pada tahun 1992. Analisis kenapa perusahaan Schwinn
beberapa tahun terakhir mengalami penurunan penjualan:
1. Presiden Edward Schwinn, cicit pendiri
tidak mau menyerahkan penguasaannya.
2. Schwinn tidak pernah mengeluarkan uang untuk
penelitian dan pengembangan atau perencanaan jangka panjang.
3. Pabrik Schwinn tidak pernah ambil bagian
dalam persaingan secara serius
4. Manajemen terlihat tidak peduli dengan
perubahan keinginan pemakai dan tidak mengambil tindakan agresif secara serius
terhadap pesaing baru.
5. Schwinn hanya berdiam diri saja dan tetap
menganggap bahwa tidak ada yang namanya persaingan
Kesimpulan
dari pernyataan tersebut diatas yakni bahwa mereka tidak dapa membuat keputusan
hanya dengan mendasarkan pada aturan-aturan yang sudah ada, kebijakan-kebijakan
lama, atau perhitungan-perhitungan sederhana untuk tren sekarang. seharusnya
mereka melihat masa yang akan datang untuk merencanakan tujuan organisasi secara
luas, memulai strategi dan menetapkan kebijakan-kebijakan.
Manajemen strategis menjadi bidang
ilmu yang berkembang dengan cepat, muncul sebagai respon atas meningkatnya
pergolakan lingkungan. Ciri khusus manajemen strategis adalah penekanan pada
pengambilan keputusan strategis dengan masa yang akan datang dalam jangka
panjang untuk organisasi secara keseluruhan. Ada tiga karakteristik dalam
manajemen strategik yakni:
1. Rare: keputusan yang tidak biasa dan khusus,
yang tidak dapat ditiru
2. Consequential: keputusan yang memasukkan sumber daya
penting dan menuntut banyak komitmen
3. Directive: Keputusan yang menetapkan keputusan yang
dapat ditiru
Bidang Ilmu
Manajemen Strategis dan Kebijakan Bisnis
Manajemen
strategis merupakan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan
lingkungan perumusan strategi (perencanaan strategi atau perencanaan jangka
panjang), implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian.
Evolusi
Manajemen Strategis
Banyak
perusahan yang banyak menggunakan manajemen strategis dalam perumusan tujuan
dari perusahaan tersebut dan juga tidak semua organisasi yang menggunakan alat
tersebut atau bahkan berusaha mengelola secara strategis tanpa merumuskan
tujuan dan menggunakan strategi intuif. Strategi intuitif tidak dapat
dilanjutkan secara baik jika (1) perusahaan telah menjadi besar, (2)
lapisan-lapisan manajemen meningkat, atau (3)terjadi perubahan yang mendasar
pada lingkungan. Penelitian oleh Gluck, Kaufman dan Walleck, mengusulkan bahwa
sebagai manajer puncak dalam menghadapi perubahan dunia manajemen strategis
dalam perusahaan akan berkembang melalui empat tahap yang berurutan.
Tahap 1
perencanaan keuangan dasar, tahap 2 perencanaan berbasis peramalan, tahap 3
perencanaan berorientasi keluar (perencanaan strategis), tahap 4 manajemen
strategis.
Pengaruh
manajemen strategis terhadap kinerja
Penggunaan
manajemen strategis oleh perusahaan-perusahaan berukuran menengah akan
meningkatkan kinerja. Sebagai contoh, penelitian mengenai pengaruh peraturan
jalan raya di AS menunjukkan bahwa jalan raya yang mengubah strateginya sesuai
dengan perubahan lingkungan, memiliki kinerja yang lebih dibandingkan dengan
jalan raya yang tidak mengubah strateginya. Penelitian mengenai keputusan
strategi yang dibuat di 30 oragnisasi besar di Inggris menunjukkan bahwa
rata-rata waktu yang digunakan dari awal penilaian situasi sampai dengan
keputusan akhir, kurang lebih 12 bulan. Karena ada sejumlah orang yang relatif
besar yang dipengaruhi oleh keputusan strategi dalam perusahaan tersebut. Maka
dibutuhkan suatu sistem formal yang lebih canggih untuk memastikan bahwa perencanaan
strategis akan mengahsilkan kinerja yang sukses. Kesimpulannya yakni
pengetahuan tentang manajemen strategis sangat penting bagi kinerja bisnis yang
efektif dalam lingkungan yang berubah. Penggunaan perencanaan strategis dan
pemilihan latihan-latihan alternatif dari tindakan berdasarkan penilaian
faktor-faktor internal dan eksterna, merupakan bagian dari pekerjaan manajer.
Awal
perubahan strategis
Perumusan
strategis lebih sering tidak tetap, proses terputus dan berjalan dengan
ketidakaturan. Henry Mintzberg menemukan bahwa perumusan strategi secara
tipikal adalah proses yang tidak tetap dan berlangsung terus-menerus. Dorongan
untuk melakaukan perubahan strategis biasanya terjadi satu atau beberapa
kejadian yang memicu. Beberapa kejadian yang dapat memicu adalah munculnya CEO
baru, pemicu lainnya adalah penolakan tiba-tiba dari bank untuk memberikan
pinjaman baru, atau panggilan tiba-tiba untuk melunasi pinjaman lama, pemicu
lain adalah kesenjangan kinerja, yaitu ketika kinerja perusahaan tidak memenuhi
harapan artinya penjualan dan laba menurun atau ketika tidak ada kemajuan
penjualan sedangkan para pesaing mengalami peningkatan. Manajemen puncak
mendorong semua karyawan pada semua level untuk mempertanyakan tujuan,
strategi, dan kebijakan sekarang.
Model
manajemen strategis
Proses
manajemen strategis meliputi empat elemen dasar: (1) pengamatan lingkunga, (2)
perumusan strategi, (3) implementasi strategi dan (4) evaluasi pengendalian.
Faktor-faktor yang paling penting untuk masa depan perusahaan disebut
faktor-faktor strategis dan diringkas dengan singkatan S.W.O.T. langkah pertama
dalam menentukan misi perusahaan yang sesuai yaitu perumusan strategi seperti
pernyataan misi, yang berperanan penting dalam menentukan tujuan, strategi dan
kebijakan perusahaan, pengimplementasian strategi dan kebijakan tersebut
melalui program, anggaran, dan prosedur, evaluasi kinerja dan umpan balik untuk
memastikan tepatnya pengendalian aktivitas perusahaan.
Pengamatan
lingkungan
Analisi eksternal
Lingkungan
eksternal terdiri dari
variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi. Lingkungan
eksternal memiliki dua bagian: lingkungan kerja dan lingkungan sosial.
Lingkungan kerja yang secara langsung berpengaruh pada komponen dalam suatu
organisasi yang meliputi pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal,
pesaing, pelanggan, kreditur, srikat buruh, kelompok kepentingan khusus dan
asosiasi perdagangan. Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum, kekuatan
itu tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek
organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka
panjang.
Strategi
dalam Tindakan
Kesenjangan
kinerja: kejadian pemicu di texas instrumen
1.
Perusahaan TI mengadakan pengamatan lingkungan yang menghasilkan TI
gagal mengikuti perubahan teknologi di karenakan TI telah lama merasa ahli
dibidang chip dam terbaik dalam bisnis dan hanya sedikit memperhatikan
teknologi yang ada di luar.
2.
Perusahaan TI merumuskan strategi yakni dengan cara memaksa manajemen
puncak untuk menentukan ulang bisnis dan mengubah pengendalian budaya yang
sangat ketat yang berlangsung di Texas
Instruments.
3.
Implementasi strategipun dijalankan tahun 1993, strategi baru dilakukan
untuk mencapai sukses. TI mendapat 50 persen pendapatan marjinal yang tinggi
dari mikroprosesor dan chip, dibanding dengan hanya 25 persen pada tahun 1988.
Laba berada pada tingkat rektor dengan kemitraan telah berjalan.
4.
Ti melakukan evaluasi dan pengendalian
TI
benar-benar mengerti bagaimana membentuk kemitraan dan membuat kemitraan itu
bertumbuh. “dua perusahaan telah membuat kerjasama penjualan pada pasar chip
dan mengeksplorasi cara-cara untuk berbagi saluran distribusi perubaan
signifikan dari hari dinosauris pada tahun 1989.
Elemen-elemen
Dasar dari proses Manajemen
Pengamatan
Lingkungan
|
Perumusan
Strategi
|
Implementasi
Strategi
|
Evaluasi dan Pengendalian
|
Analisis internal
Lingkungan internal terdiri dari
variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi.
Variabel-variabel itu meliputi struktur, budaya dan sumber daya organisasi.
Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan
komunikasi, wewenang, dan arus kerja. Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan
dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Sumber daya adalah
aset(keahlian orang, kemampuan dan bakat manajerial) yang merupakan bahan baku
bagi produksi barang dan jasa organisasi.
Perumusan strategi
Pengembangan rencana jangka panjang untuk
manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan
dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misi
perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi
dan penetapan pedoman kebijakan.
Misi
Tujuan atau alasan mengapa organisasi
hisup. Tujuan mendasar dab unik yang membedahkan suatu perusahaan dengan
perusahaan lain. Misi mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan
pandangan umum untuk kelompok pemegang saham utama dalam lingkungan kerja
perusahaan. Tipe sempit menegaskan secara jelas membatasi jangkauan aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Misi luas
melebarkan jangkauan aktivitas organisasi
untuk memasukkan banyak tipe produk atau jasa, pasar, dan teknologi.
Tujuan
Hasil akhir aktivitas perencanaan. Istilah
sasaran (goal) sering rancu dengan istilah tujuan (objective).
Sasaran adalah pernyataan terbuka berisi satu harapan tanpa perhitungan apa
yang akan dicapai dan tidak ada penjelasan waktu penyelesaian.
Strategi
Strategi perusahaan merupakan rumusan
perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan
tujuannya. Strategi yang dinyatakan atau strategi yang eksplisit adalah
strategi yang dengannya beberapa hal dapat diperdebatkan. Seringkali
satu-satunya cara untuk melihat strategi implisit perusahaan adalah dengan
tidak memperhatikan apa yang mereka lakukan. Strategi implisit dapat berasal
dari kebijakan perusahaan, program-program yang disetujui dan tidak disetujui
dan anggaran yang telah disahkan
Kebijakan
Kebijakan juga merupakan pedoman luas yang
menghubungkan perumusan strategi dan implementasi. Kebijakan perusahaan
merupakan pedoman luas untuk divisi guna mengikuti strategi perusahaan.
Kebijakan-kebijakan tersebut diinterpretasi dan diimplementasikan melalui
strategi dan tujuan divisi masing-masing.
Implementasi Strategi
Proses dimana manajemen mewujudkan strategi
dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan
prosedur. Proses yang dimaksudkan disini meliputi perubahan budaya secara
menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara
keseluruhan.
Program
Aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah
yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Implementasi dari
suatu program meliputi serangkaian program periklanan dan promosi untuk
mendorong minat pelanggan terhadap produk dan jasa perusahaan.
Anggaran
Program yang dinyatakan dalam bentuk satuan
uang. Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi, tetapi
juga menentukan dengan laporan keuangan proforma yang menunjukkan pengaruh yang
diharapkan dari kondisi keuangan perusahaan.
Prosedur (Standart Operating Procedurs)
Langkah-langkah atau teknik yang berurutan
yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan
diselesaikan. Prosedur juga menjelaskna prosedur rinci mengenai syarat yang
harus dipenuhi.
Strategi dalam Tindakan
Evaluasi dan pengendalian
Proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas
perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan
dengan kinerja yang diinginkan. Evaluasi dan pengendalian merupakan elemen
akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukkan
secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan
mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali. Agar evaluasi dan
pengendalian efektif, manajer harus mendapatkan umpan balik yang jelas, tepat
dan tidak bias dari orang-orang bawahannya yang ada dalam hierarki perusahaan.
Evaluasi kinerja dan pengendalian mengakhiri model manajemen strategis.
Proses Manajemen Strategi dari Maytag Corporation
Perumusan Strategi
Misi:
Luas: Melayani dengan terbaik minat
pemegang saham, pelanggan, dan karyawan
Sempit: menjadi pemanufaktur dan pemasar
global yang berorientasi pada alat-alat rumah tangga
Tujuan:
1. Meningkatkan profitabilitas karena pada
tahun 1992, Maytag Corporation mengalami kerugian
2. Menjadi nomor satu dalam kepuasan pelanggan
3. Tumbuh di bisnis perlengkapan rumah tangga
untuk orang Amerika utara dan menjadi perusahaan perlengkapan rumah tangga
terbesar ketiga dalam unit penjualan di Amerika
Strategi:
1. Bertumbuh secara horizontal pada lini
produk perlengkapan rumah tangga dan wilayah geografis seperti eropa dan asia
di mana sebelumnya perusahaan tidak terwakili dengan baik, dengan cara akuisisi
eksternal atau kemitraan
2. Bertumbuh secara horizontal ke dalam dengan
memperbaiki efisiensi dan kualitas perusahaan dan dengan menggunakan satu unit
bisnis ahli dalam satu wilayah untuk memperkenalkan kualitas produk pada unit
bisnis di wilayah lain.
Kebijakan:
1. Tidak ada proposal pengurangan biaya yang
akan disetujui jika akan mengurangi kualitas produk.
2. Setiap produk, dari yang paling murah
sampai yang paling mahal, sebaiknya menjadi superior dalam persaingan, baik
dalam hal kualitas maupun kinerja.
3. Perusahaan tidak boleh menekankan pangsa
pasar pada biaya profitabilitas.
4. Unit bisnis harus dikelola untuk sinergi
sementara secara simultan membolehkan keahlian khusus di antara unit bisnis
terus bertumbuh.
Implementasi Strateegi
Program:
1. Bekerja dengan Bosch-Siemens untuk
mengembangkan kerja sama dalam pemasaran dan perjanjian pemasok untuk
mengurangi biaya dan meningkatkan penjualan perlengkapan rumah tangga Hoover
di Eropa.
2. Memprakarsai sebuah progran untuk
menganalisis dan mengembangkan pasar Asia kemungkinan bertumbuh melalui
distributor dan pemegang lisensu yang
telah ada, dan kemungkinan juga melalui kemitraan.
3. Mengembangkan alat-alat rumah tangga yang
baru di benua Eropa
4. Mengembangkan periklanan di televisi untuk
Jenn-Aire dan Magic Chef untuk memastikan distribusi merek tersebut untuk semua
“dealer utama”
5. Mengembangkan perencanaan untuk
konsolidaasi yang akhirnya menjadi dua pabrik modern yang besar untuk
memproduksi mesin cuci dan pengering pakaian yang sudah dilakukan secara
terpisah untuk setiap unit bisnis di AS.
Anggaran:
Menyiapkan anggaran yang menunjukkan
analisis niaya-manfaat (cost benefit) untuk setiap program yang
direncanakan dan pernyataan seberapa banyak perusahaan dapat memberikan
pengeluaran untuk setiap program.
Prosedur:
1. Mengembangkan prosedur untuk kerjsama
pembelian dan kemungkinan kerjasam pemasaran
2. Mengkoordinir aktivitas pemasaran,
pemanufakturan dan pembelian unit bisnis melalui komite perencanaan perusahaan
3. Aktivitas penelitian dan pengembangan untuk
setiap lini produk dilakukan dalam unit bisnis di mana aktivitas tersebut
dikerjakan tetapi dalam koordinasi dengan para ahli.
4. Mengkonsolidasi semua periklanan di bawah
satu agen, tetapi juga menunjuk direktur periklanan internal untuk setiap
kategori merek.
Evaluasi dan Pengendalian
1. Mengharuskan semua unit bisnis menyediakan
laporan status penjualan dan biaya bulanan menurut lini produk dan tren dalam
biaya.
2. Menghasruskan semua unit bisnis menyediakan
laporan tahunan yang berisi pendapatn operasi, harga pokok dan biaya aset yang
dapat diidentifikasi dalam dollar, dan tambahan penghapusan kekayaan
3. Mengharuskan semua unit bisnis menyediakan
penilaian kuartalan mengenai aktivitas persaingan dan semua tren yang
berpengaruh terhadap setiap lini produk
4. Mengharuskan semua unit bisnis melapor
kepada kantor pusat sebelum melakukan semua rencana keuangan yang beresiko.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete