Tuesday, February 16, 2016

Artikel Manajemen Perubahan

PENGUATAN PELAKU PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

Diana Tri Lestari
Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya

Abstract: Actors Strengthening Education and Culture in Improving Quality  Human Resources Of Education. Strengthening educational and cultural actors are human resources needed in the educational process. Strengthening education actors in this case is not only an educator , staff and students , but parents , the public and even artists were also included in the process of education and culture. The author uses the method of literature based on books , journals , six priority program of education and culture Kemendikbud a reference for writers in completing the article. This article aims to review more in the strengthening of the human resources involved in the process of education and culture based Kemendikbud’s Program.
Keyword: Actors, education, culture

Abstrak: Penguatan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia pendidikan. Penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan merupakan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam proses pendidikan. Penguatan pelaku pendidikan dalam hal ini tidak hanya seorang pendidik, tenaga kependidikan dan juga peserta didik, melainkan orang tua, masyarakat bahkan seniman juga turut disertakan dalam proses pendidikan dan kebudayaan. Penulis menggunakan metode kepustakaan berdasar buku, jurnal, Enam program prioritas pendidikan dan kebudayaan Kemendikbud menjadi rujukan bagi penulis dalam menyelesaikan artikel tersebut. Artikel ini bertujuan untuk mengulas lebih dalam mengenai penguatan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan dan kebudayaan berdasarkan program kemendikbud.
Kata kunci: pelaku,  pendidikan, kebudayaan

Bangsa yang hebat berawal dari pelaku pendidikan yang berkualitas. Indonesia merupakan negara berkembang yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia terkenal dengan kebudayaan yang melimpah, karena di Indonesia terdiri dari jajaran pulau-pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke yang menyebabkan Indonesia kaya akan budaya. Oleh karena itu, sebagai generasi pemuda penerus bangsa hendaknya melestarikan budaya yang dimiliki melalui penguatan pelaku pendidikan.
Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak zaman kerajaan dimana aktivitas pendidikan dilaksanakan di surau-surau sampai ke pondok pesantren hingga masa sekarang aktivitas pendidikan dilaksanakan di sekolah-sekolah dengan gedung dan sarana prasarana yang menunjang proses pembelajaran. Perubahan aktivitas pendidikan merupakan kunci
sebuah negara mengalami perkembangan. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui sumber daya manusia yang handal dalam bidangnya. Sumber daya manusia tidak dapat dicapai tanpa adanya pelaku dari pendidikan itu sendiri. Dimana pelaku pendidikan berperan penting terhadap kemajuan suatu negara.
Pelaku pendidikan tidak hanya sebatas pendidik dan siswa melainkan tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat turut serta terlibat dalam proses pendidikan. Pendidik atau bisa dibilang seorang guru menjadi fasilitator yang melayani, membimbing, membina dan meng-install dirinya sebagai konsultan akademik yang piawai mengusung siswa menuju gerbang keberhasilan (Ahmad barizi dan Muhammad idris, 2010: 7). Siswa merupakan sekumpulan anak dengan berbagai latar belakang yang berbeda yang memiliki tujuan belajar untuk menuntut ilmu. Sedangkan orang tua dan masyarakat adalah pendukung dari proses pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut pelaku pendidikan adalah sumber daya manusia. Dimana manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki kelebihan (kekuatan) dan kekurangan (kelemahan). Kekurangan (kelemahan) dalam hal ini perlu dibina sebaik mungkin agar kelemahan tidak menjadikan penghambat bagi sumber daya manusia untuk berkembang. Pembinaan dapat berupa penguatan baik internal dan eksternal. Penguatan internal merupakan motivasi yang berasal dari dalam individu.
Walgito (2004: 220) menyatakan bahwa “motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan”. Penguatan internal dapat berupa dorongan dalam diri organisme untuk bergerak karena kebutuhan. Abraham Maslow dalam George Boerree (2008: 131) menggagas konsep dan menciptakan hierarki kebutuhan yang sangat terkenal yang meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Setelah pemberian penguatan yang optimal maka akan menghasilkan pelaku pendidikan yang dapat memajukan suatu negara.
Berdasarkan hal tersebut pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membentuk program kerja yang dimana program kerja tersebut akan memberikan dampak bagi sumber daya manusia terutama dalam bidang pendidikan. Penulis tertarik  untuk membahas mengenai penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang dicanangkan kemendikbud dari mulai Oktober 2014 - Oktober 2015 yang akan diteruskan sampai 2016 yang meliputi hari pertama sekolah, masa orientasi siswa, penumbuhan budi pekerti, gerakan terima kasih guru, belajar bersama maestro, registrasi cagar budaya, serta penominasian budaya dunia yang dikaitkan dengan kompetensi, kinerja, apresiasi pendidik dan tenaga kependidikan, kemitraan dan penguatan peran orang tua, dan pelibatan masyarakat dalam aktivitas pendidikan dan kebudayaan. Penulis dalam membahas program kemendikbud dibutuhkan kejelian dan kehati-hatian dalam mengulas suatu program pemerintah.

METODE
            Penulisan artikel penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan dalam peningkatan sumber daya manusia pendidikan menggunakan studi kepustakaan. Penulisan dengan menggunakan studi kepustakaan ini digunakan untuk mengembangkan setiap pokok pikiran yang diangkat dalam artikel ini. Sumber data dalam artikel ini diperoleh dari literatur-literatur yang relevan seperti buku, makalah atau artikel ilmiah, enam program prioritas pendidikan dan kebudayaan Kemendikbud dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, Yahya dalam makalah sederhana penelitian kepustakaan Sekolah Pascasarjana IAIN Palu mengemukakan bahwa:
Penelitian kepustakaan (library research) yakni satu bentuk penelitian kualitatif yang objek kajiannya adalah data kepustakaan, ia memuat gagasan atau pikiran-pikiran yang didukung oleh data kepustakaan dimana sumbernya dapat berupa jurnal penelitian, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, dokumentasi hasil diskusi ilmiah, dokumen resmi dari pemerintah dan lembaga lainnya. Dalam referensi yang lain disebut “Studi kepustakaan” yakni teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan - laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
Data merupakan sumber informasi yang didapatkan oleh penulis melalui berbagai sumber  yang dalam hal ini penulis mendapatkan data berdasar website dari Kemendikbud dan juga melalui data sekunder yakni data yang diperoleh penulis dari buku-buku. Data yang diperoleh nantinya akan diolah sehingga menjadi artikel yang menarik dan informasi baru yang dapat dimanfaatkan oleh pembacanya.
Penulis dalam hal ini memandang bahwa program pemerintah mengenai penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan dalam peningkatan sumber daya manusia pendidikan merupakan program yang tepat dalam usaha untuk meningkatkan kecerdasan peserta didik. Oleh karena itu penulis ingin mengambil hal-hal yang  penting yang akan dibahas dalam artikel ini. Hasil Pembahasan pentingnya sumber daya manusia pendidikan akan di jelaskan lebih rinci lebih dalam pada bab selanjutnya.

HASIL

Kementrian pendidikan dan kebudayaan merancang enam program pendidikan dan kebudayaan 2016 yang salah satu diantaranya yakni penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan. Penguatan pelaku pendidikan menurut Menteri pendidikan Bapak Anies Baswedan dengan melakukan pemberdayaan melalui peningkatan kompetensi, kinerja, dan apresiasi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan. Selanjutnya pemberdayaan dilakukan dengan melakukan kemitraan dan penguatan peran orang tua, dan pelibatan masyarakat dalam aktivitas pendidikan dan kebudayaan. Pelibatan publik ini sesuai dengan pesan pendiri bangsa kita adalah gotong royong. Pelibatan publik ini kita kerjakan sebagai ikhtiar gotong royong dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.
Penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
01
Hari Pertama Sekolah
sebelumnya
Sekarang
v  Belum banyak orangtua yang menyadari pentingnya mengantarkan anak pada hari pertama sekolah
v  Terlewatkan momen penting bagi orangtua untuk mengenal sekolah dan bagi anak agar merasa nyaman memasuki lingkungan baru
v  Menjadi gerakan nasional
v  Sekolah dan guru bersiap untuk menyambut dan berinteraksi dengan orang tua
v  Membuat siswa merasa lebih nyaman berada dalam lingkungan baru
v  Himbauan dan kelonggaran bagi pegawai negeri untuk mengantarkan anak di hari pertama sekolah
02
Masa Orientasi Siswa
Sebelumnya
Sekarang
v  Masih banyak perpeloncoan pada saat masa orientasi siswa
v  Pemerintah baik di pusat maupun di daerah cenderung diam dan mendiamkan praktek perpeloncoan
v  Mendikbud mengeluarkan surat edaran ke semua sekolah untuk mengantisipasi perpeloncoan
v  Inspeksi mendadak dilakukan oleh jajaran Kementrian
v  Dibuatkan laman khusus laporan pelanggaran MOS untuk ditindaklanjuti oleh kemdikbud dan dinas pendidikan daerah
03
Penumbuhan Budi Pekerti
Sebelumnya
Sekarang
v  Dikembangkan hanya melalui jalur intra dan ekstra kurikuler dan hasil penilaiannya dituangkan dalam rapor
v  Dikembangkan juga melalui proses pembiasaan pada jalur non-kurikuler dan praktik baik
v  Menyentuh aspek penting lain yang luput dari perhatian, seperti penguatan nasionalisme dan literasi
04
Gerakan Terima Kasih Guru
Sebelumnya
Sekarang
v  Penghargaan kepada guru melalui pemberian penghargaan dan tunjangan dari pemerintah
v  Selain tunjangan dan pernghargaan dari pemerintah, masyarakat dunia usaha diajak berperan serta memuliakan guru dengan memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas khusus untuk guru
05
Belajar Bersama Maestro
Sebelumnya
Sekarang
v  Seniman jarang dilibatkan dan berinteraksi secara langsung dengan anak sekolah
v  Siswa dari seluruh Indonesia berkesempatan berinteraksi dengan maestro selama beberapa hari
v  Semakin banyak siswa memiliki akses komunikasi dan inspirasi dengan para pegiat seni dan budaya
06
Registrasi Cagar Budaya
Sebelumnya
Sekarang
v  Pendaftaran cagar budaya dilakukan secara konvensional
v  Pemerintah daerah diminta mendaftarkan cagar budaya dengan target jumlah tertentu
v  Pendaftaran cagar budaya dilakukan secara daring
v  Masyarakat bisa ikut mendaftarkan cagar budaya
v  Pemerintah memfasilitasi proses pendaftarannya
07
Penominasian Warisan Budaya Dunia
Sebelumnya
Sekarang
v  Penominasian warisan budaya ditentukan oleh pemerintah
v  Penominasian melibatkan masyarakat
v  Perbaikan menyeluruh dalam proses persiapan
Sumber: Laporan Setahun Kinerja Kemdikbud (Oktober 2014 – Oktober 2015)
            Penguatan menurut kamus besar bahasa Indonesia dengan kata dasar kuat merupakan alat untuk meningkatkan sesuatu. Penguatan pelaku pendidikan merupakan suatu cara atau alat untuk peningkatan aktivitas pelibatan pelaku pendidikan.
Peningkatan kompetensi menjadi dasar bagi pelaku pendidikan dalam mengoptimalkan peran serta pendidik dan tenaga kependidikan.
Muhibin Syah (1995) dalam Sudarwan Danim (2010) menjelaskan bahwa pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme. Guru yang professional adalah guru yang kompeten (berkemampuan). Karena itu kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi.

Guru yang profesional merupakan guru yang berkompeten dalam bidangnya. Guru yang berkompeten akan menghasilkan lulusan yakni sumber daya manusia yang berkualitas pembangun bangsa.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya guru, antara lain dilakukan dengan mengembangkan kelompok kerja guru (KKG) sebagai ajang para guru berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait dengan tugas kependidikannya. Untuk pengembangan kemampuan dan pengelolaan sekolah dikembangkan pula KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) dan KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah). Secara yuridis, lewat Undang-Undang Guru dan Dosen,  dewasa ini dikembangkan pula aturan persyaratan kualifikasi dan kompetensi guru yang mempersyaratkan kualifikasi(persyaratan, ketentuan minimal jenjang) akademik dan kompetensi tertentu bagi guru, termasuk sertifikasi profesi yang dikembangkan melalui pendidikan profesi guru (PPG).
Berdasarkan jurnal penelitian berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Unit Rawat Inap Rs. Stella Maris Makasar Tahun 2013” yang dilakukan oleh La Ode Makta dalam Tesis Farida (2014) menunjukkan bahwa ada pengaruh prestasi, pengakuan, tanggung jawab, pengembangan, gaji, kondisi kerja, hubungan antar pribadi, supervisi dengan kinerja perawat, dari sepuluh variabel motivasi yang paling besar memberikan pengaruhnya dengan kinerja perawat yaitu pekerjaan.  Penelitian yang dilakukan oleh Ika Agustina dalam dalam Tesis Farida (2014) dengan judul “Faktor-Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Pada PT Gaya Manunggal Kresitama” menunjukkan bahwamotivasi intrinsik dan ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, adapun variabel-variabelnya yaitu tanggungjawab, pengakuan, pengembangan, insentif, lingkungan kerja, keamanan, dan hubungan.
Berikut pemaparan dari Suryobroto mengenai hubungan sekolah dengan masyarakat:
Dasar dan tujuan kerja sama sekolah dengan orang tua siswa.
a.    Dasar kerjasama sekolah dengan orang tua siswa.
1.   Kesamaan tanggung jawab
Didalam GBHN ditegaskan bahwa pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah, orangtua,dan masyarakat. Pemerintah mendirikan lembaga–lembaga pendidikan,mulai dari taman kanak- kanak sampai dengan perguruan tinggi. Sementara itu,pihak yang bertanggung jawab mendidik adalah guru besar di universitas.
2.   Kesamaan tujuan
Para orang tua menghendaki putra-putri mereka menjadi warga negara atau manusia yang baik dan berguna bagi negara dan bangsa. Demikian pula dengan guru. Para guru menghendaki siswa mereka menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohani, terampil, serta berguna bagi negara dan bangsa.
b.    Tujuan kerjasama sekolah dengan orangtua siswa
1.   Saling membantu dan saling mengisi
Anak lebih banyak waktunya dirumah daripada disekolah. Jangan sampai disekolah dibina dan ditertibkan, tetapi selama 17 jam dirumah dibiarkan atau sebaliknya. Hendaknya guru memberikan informasi kepada orangtua siswa mengenai segi-segi positif dan negatif anak mereka. Informasi tersebut dapat diberikan secara tertulis atau lisan melalui kunjungan guru kepada orangtua siswa. Dengan mengetahui kekurangan atau kelemahan anak, guru bersama orangtua siswa dapat melakukan pembinaan semestinya.
2.   Membantu keuangan dan barang
Orangtua siswa yang mengetahui kekurangan sarana sekolah dapat memberikan bantuan, baik berupa uang maupun barang, baik sendiri- sendiri atau melalui organisasi BP3.
3.   Mencegah perbuatan yang kurang baik
Dengan segala kelemahan dan kekurangn, mungkin anak akan berbuat sesuatu yang dapat mengangu stabilitas lingkungan.  Namun, orangtua dan guru dapat bersama-sama mencegah usaha yang tidak baik tersebut dengan cara memberi petunjuk dan bimbingan sang anak.
4.   Membuat rencana baik untuk anak
Dengan mengetahui kelebihan  atau bakat anak yang dimiliki anak, guru bersama orangtua membuat rencana pengembangan lebih lanjut, misalnya mengembangkan bakat olahraga, seni tari, seni musik, seni lukis,dll.
Teknik kerja sama dengan orangtua siswa
a.    Melalui Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3)
Orangtua siswa menyatukan diri dalam satu organisasi BP3. BP3 adalah sebuah organisasi yang berusaha membantu penyelengaraan pendidikan disekolah. Sekolah dapat menyampaikan kekurangan. Kekurangan program tahunan sekolah kepada BP3 dan BP3 berusaha membantu menyukseskan program-program sekolah.
b.    Melalui pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan
Pembagian raport setiap caturwulan dilaksanakan melalui pertemuan antara orangtua dan guru. Orangtua sebaiknya tidak mewakilkan kepada orang lain karena dalam acara tersebut kepala sekolah atau wali kelas akan memberikan penjelasan tentang prestasi dan kelemahan para siswanya.
c.     Melalui ceramah ilmiah
Ceramah ilmiah sebaiknya dihadiri oleh orangtua siswa dan guru. Isi ceramah disesuaikan dengan perkembangan siswa, misalnya masalah kenakalan remaja, masalah anak lambat belajar, serta masalah anak pembohong dan pemalas.
Bidang kerja sekolah dengan orangtua siswa
a.    Bidang pendidikan mental
Anak sering mengalami kesulitan belajar. Penyebabnya bermacam- macam , misalnya rumah tangga orangtua nya kacau, anak tinggal bersama ayah tiri. Situasi rumah tangga yang kurang baik sangat mempengaruhi sikap nak disekolah. Oleh karena itu, kondisi seperti itu harus dihilangkan dan diusahakan agar tidak mengganggu perkembangan kepribadian anak.
b.    Bidang pengembangan bakat
Anak mungkin memiliki bakat tertentu , misalnya bakat seni, bakat musik. Bakat tersebut perlu segera diketahui sehingga melalui bidang studi yang sesui dengan bakat anak, guru dan orangtua siswa dapat bersama-sama membina dan mengembangkan bakat anak tersebut.
c.    Bidang pengajaran
Sebaiknya guru menugasi anak untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Oleh karena itu, orang tua harus membantu menjelaskan hal-hal yang belum diketahui anak. Jika belum mengerti tugas yang dibebankan kepada anak, orangtua harus bertanya kepada guru sehingga orangtua dapat membantu kelancaran belajar anak.
d.   Bidang kebudayaan
Permasalahan yang ditekankan dalam bidang kebudayaan adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Fenomena di sekolah anak diberi pelajaran bahasa Indonesia yang baik, tetapi kalau kondisi dirumah tidak mendukung, tentu perkembangan anak akan jelek. Oleh karena itu orangtua harus berbahasa Indonesia yang baik dan benar agar situasi rumah dan sekolah sama.
Memecahkan masalah siswa dengan orangtua siswa
Banyak masalah yang timbul karena tingkah laku , perbuatan ,atau ucapan sang anak, misalnya:
a.    Anak kurang pendengaran.
b.   Anak cacat tubuh.
c.    Anak pemalas.
d.   Anak kurang ajar atau nakal.
e.    Anak pemboros.
f.    Anak gagap.
g.   Anak lambat belajar.
Secara umum, masalah yang dihadapi para siswa dapat diklasifiskasikan menjadi tiga jenis,yaitu :
1.   Masalah yang berhubungan dengan keadaan tubuh.
2.   Masalah yang berhubungan dengan keadaan mental.
3.   Masalah yang berhubungan dengan belajar.
Guru hendaknya juga memahami kelemahan-kelemahan sang anak. Jika kelemahan sang anak tergolong berat, anak tersebut sebaiknya disekolahkan kesekolah luar biasa (SLB).Jika anak tersebut tergolong ringan ,anak tersebut hanya butuh diperhatikan secara khusus sesuai dengan perkembangan kepribadian. Apabila jumlah anak yang memiliki kelemahan ringan cukup banyak maka anak tersebut dikumpulkan dalam satu kelas untuk dibina secara khusus.
Kerja sama sekolah dengan masyarakat luas
1)   Dasar dan tujuan kerjasama sekolah dengan masyarakat
a.    Dasar kerjasama sekolah dengan masyarakat
1.    Kesamaan tanggung jawab
Di dalam GBHN dijelaskan bahwa pendidikan adalah tanggungjawab bersama anatara pemerintah, orangtua, dan masyarakat . Masyarakat terdiri dari atas kelompok-kelompok dari individu –individu yang berusaha menyelenggarakan pendidikan atau membantu usaha pendidikan.
2.    Kesamaan tujuan
Sekolah menghendaki agar para siswa kelak menjadi manusia pembangun pancasialis. Individu yang pancasialis diharapkan datang dari sekolah. Oleh karena itu, antara sekolah dan masyarakat harus mempunyai kesamaan tujuan.
b.    Tujuan kerjasama sekolah dan masyarakat
1.    Saling membantu dan saling mengisi
Waktu belajar siswa disekolah sangat terbatas. Waktu senggang diluar sekolah dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan atau organisasi, misalnya kegiatan kepramukaan, kegiatan olahraga, kesenian. Selain itu masyarakat dapat pula menyelenggarakan pendidikan yang bersifat spesialis, misalnya pendidikan keahlian. Alangkah baik program-program yang disusun dikonsultasikan dengan pihak sekolah. Lebih baik lagi jika program tersebut disusun bersama, misalnya dalam rangka mengisi waktu libur atau mengisi waktu senggang lainnya.
2.    Membantu keuangan, bangunan, dan barang
Pendidikan yang baik membutuhkan ruang belajar, alat bantu dan dana yang cukup. Dana yang terdapat di sekolah biasanya terbatas, yaitu dari anggran  rutin, SPP, dan proyek pelita untuk sekolah yang sedang mendapat alokasi dan subsidi anggaran dari pemerintah.
Untuk mengatasi hal itu, masyarakat dapat membantu sekolah melalui BP3. Anggota masyarakat yang berminat dan bersimpati dapat memberikan bantuan kepada sekolah, misalnya berupa alat bantu pendidikan, uang, dan buku perpustakaan.

2)   Bidang kerjasama sekolah dengan masyarakat
a.    Bidang pendidikan moral pancasila
Pendidikan moral pancasila harus diajarkan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan. Penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila tidak hanya dilaksanakan disekolah ,tetapi juga dapat dilaksanakan di rumah karena anak lebih banyak berada dimasyarakat daripada disekolah. Oleh karena itu masyarakat harus berpartisipasi agar proses pembentukan manusia pancasila dapat segera tercapai.
b.    Bidang pendidikan olahraga
Manusia seperti yang dicita-citakan GBHN adalah manusia yang sehat jasmani dan rohani. Karena pembinaan olahraga disekolah sangat terbatas. Oleh karena itu berbagai perkumpulan olahraga seperti KONI sangat bermanfaat untuk mempercepat proses pembinaan jasmani, misalnya melalui PBSI,PBVSI, PASI,dan PSSI.
c.    Bidang pendidikan kesenian
Pendidikan kesenian juga sangat terbatas waktunya. Untuk itu,berbagai perkumpulan kesenian yang terdapat dilingkungan masyarakat sangat membantu proses pembinaan kecintaan anak terhadap kesenian. Pementasan-pementasan yang diadakan disekolah dan masyarakat juga sangat membantu proses pembinaan jiwa seni anak.
d.   Bidang penelitian anak-anak berkelaian
Ternyata disekolah terdapat anak-anak yang pandai luar biasa, anak yang normal dan anak-anak yang mengalami hambatan dalam belajar. Anak yang pandai luar biasa juga memerlukan bimbingan khusus. Oleh karena itu, para ahli diharapkan mengulurkan bantuan agar anak-anak tersebut dapat dipercepat proses pendidikanya.
Anak-anak yang mengalami keterlambatan belajar juga perlu mendapat bantuan khusus. Anak tersebut mungkin kurang penglihatan kurang pendengaran, cacat tubuh, dan lain-lain. Kelompok anak nakal juga perlu diperhatikan secara khusus,baik oleh sekolah, orangtua, maupun masyarakat agar mereka tidak menggangu ketertiban lingkungan.
e.    Bidang pendidikan ketrampilan
Disekolah anak-anak dituntut untuk memperoleh keterampilan, misalnya dibidang pertanian, teknik atau jasa. Pendidikan keterampilan membutuhkan waktu lama karena jumlah jam pelajaran keterampilan disekolah tidak memungkinkan sehingga dibutuhkan kerjasama yang erat dengan berbagai organisasi dalam masyarakat.

PEMBAHASAN

Penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang dicanangkan kemendikbud dari mulai Oktober 2014 - Oktober 2015 yang akan diteruskan sampai 2016 merupakan program yang menarik untuk dibahas karena menyatukan seluruh komponen pelaku pendidikan yang terlibat baik dari pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, orangtua dan juga masyarakat yang turut langsung berpartisipasi dalam hal memajukan pendidikan Indonesia.
Hari pertama sekolah merupakan hari paling dinanti bagi siswa, dalam hal ini peran orangtua sangatlah dibutuhkan untuk dapat meningkatkan rasa percaya diri pada anak untuk belajar di sekolah. Program pemerintah dalam hal ini sudah mendukung dan menjadi gerakan nasional bahwa setiap orang tua berhak untuk mengantarkan anaknya dihari pertama sekolah bahkan bagi PNS diberi kelonggaran untuk mengantarkan anak ke sekolah. Program yang dibuat pemerintah sudah baik, namun ada kemungkinan yang bisa terjadi dengan melibatkan PNS untuk mengantarkan anaknya dihari pertama sekolah yakni apabila PNS tersebut adalah seorang guru kelas satu, maka yang terjadi orang tua dan guru tidak dapat berinteraksi secara langsung. Oleh karena itu dalam bagian ini sebaiknya lebih diperjelas lagi maksud dari PNS yang mengantarkan anak dihari pertama sekolah
Masa orientasi siswa juga menjadi sorotan oleh Kemdikbud mengingat banyak kasus yang menimpa siswa mulai dari gangguan mental, kecelakaan, sampai dengan berbauh kematian. Oleh karena itu Masa Orientasi Siswa (MOS) sudah masuk dalam program pemerintah. Akan tetapi, dalam peraturan yang mengikat belum nampak adanya sanksi yang nyata apabila terdapat sekolah yang melakukan kegiatan Mos dengan tidak mendidik.  
 Penumbuhan budi pekerti apabila dilihat dari program pemerintah sebelum dan sekarang perbedaanya sudah sangat baik. Karena pembelajaran saat ini menggunakan kurikulum 2013 yang membahas mengenai pendidikan karakter. Pendidikan karakter harus melibatkan guru dan kerjasama dengan orangtua serta masyarakat pada umumnya agar hasil yang didapat lebih optimal dan memuaskan.
Gerakan terima kasih guru pada program pemerintah sudah jauh lebih manusiawi dari pada terdahulu dengan melibatkan dunia usaha untuk memberikan berbagai fasilitas khusus untuk guru, karena guru merupakan ujung tombak dari pendidikan. Pemberian program pemerintah berdasarkan peraturan yang berlaku akan berdampak pada kinerja guru, terutama dalam hal peningkatan kompetensi. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Agustina dalam dalam Tesis Farida (2014) dengan judul “Faktor-Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Pada PT Gaya Manunggal Kresitama” menunjukkan bahwamotivasi intrinsik dan ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, adapun variabel-variabelnya yaitu tanggungjawab, pengakuan, pengembangan, insentif, lingkungan kerja, keamanan, dan hubungan. Penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak hanya guru yang memerlukan motivasi melainkan sumber daya manusia yang lainnya.
Belajar bersama Maestro merupakan ide yang sangat bagus dengan melibatkan langsung tokoh masyarakat yang berperan penting dalam membangun kebudayaan bangsa Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah sudah mengajak masyarakat untuk bisa berpartisipasi dalam kegiatan yang ada di sekolah, seperti pada pemaparan dari suryobroto (2012: 45) bahwa:
Pendidikan kesenian juga sangat terbatas waktunya. Untuk itu,berbagai perkumpulan kesenian yang terdapat dilingkungan masyarakat sangat membantu proses pembinaan kecintaan anak terhadap kesenian. Pementasan-pementasan yang diadakan disekolah dan masyarakat juga sangat membantu proses pembinaan jiwa seni anak.
Registrasi cagar budaya menjadikan Indonesia sebagi negara yang kaya akan kebudayaan. Pemerintah dalam hal ini sudah sangat baik dengan memprogramkan setiap masyarakat berhak ikut mendaftarkan cagar budaya di daerahnya masing-masing dan pemerintah pun memfasilitasinya. Program ini menjadi ajang partisipasi masyarakat dengan pemerintah dalam mengelolah sumber daya alam tertutama kebudayaan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Pemerintah melalui program ini mengajak masyarakat melalui pendidikan untuk mencintai kebudayaan di daerah masing-masing.
Penominasian warisan budaya dunia yang dulu hanya ditentukan oleh pemerintah, namun sekarang masyarakat juga ikut berpartisipasi menentukan warisan budaya dunia. Dalam hal ini pemerintah berusaha menyatukan masyarakat bahwa Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda namun tetap satu jua.
Pendidikan di Indonesia terus mengalami peningkatan yang baik dari waktu ke waktu. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya pengembangan pendidikan di setiap daerah. Gotong royong dan saling tolong menolong merupakan cara yang digunakan dalam hal menarik masyarakat untuk ikut serta dalam partisipasi pendidikan. Budaya yang ada di Indonesia haruslah di dukung dengan komponen pendidikan yang berkualitas

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil dan pemaparan yang sudah dijabarkan dalam artikel ini menunjukkan adanya perubahan pada program pemerintah yang sebelumnya dengan sekarang. Hal  tersebut dapat dilihat dari “Enam Program Pemerintah Kemdikbud”. Perubahan dalam hal ini secara tidak langsung membawah dampak yang positif, seperti pemberian fasilitas dengan mengajak dunia usaha untuk ikut serta dalam memuliahkan guru, kemudian wajib mengantarkan siswa dihari pertama masuk sekolah, mengajak masyarakat ikut berpartisipasi dalam mencintai budaya Indonesia melalui pendaftaran cagar budaya yang ada didaerahnya masing-masing.
Pendidikan yang diusung pemerintah saat ini mengedepankan sikap kerjasama dan gotong royong antara masyarakat, orang tua dan sekolah dalam membina karakter peserta didik. Pembinaan yang dimaksud yakni yang disesuaikan dengan nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia.
Saran
1.      Program yang ada haruslah diimbangi dengan peraturan yang mengikat, apabila terdapat penyelewengan yang tidak diduga sebelumnya. Sehingga setiap orang lebih waspada.
2.      Masyarakat, orang tua dan sekolah wajib untuk ikut melestarikan budaya peninggalan nenek moyang kita agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita. Karena apa yang kita miliki saat ini adalah titipan anak cucu kita nantinya.

Daftar Pustaka
Barizi, ahmad dan M. Idris. 2010. Menjadi Guru Unggul. Jogjakarta: Ar-ruzz Media
Boeree, George. 2008. General Psycology: Psikologi Kepribadian, Persepsi, Kognisi, Emosi Dan Perilaku. Jogjakarta: Prismasophie
Danim, Sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius IQ+EQ, Etika, Perilaku, dan Mitos). Bandung: Alfabeta
Suryosubroto, B. 2012. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (School Public Relations). Jakarta: Rineka Cipta.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi
Tatang, M.  Amirin dan Nurlina Marliyasari Asih. 2010. “Model Anak Angkat” Dalam Peningkatan Kualitas Sekolah (Kasus Sekolah Dasar Muhammadiyah Condongcatur, Yogyakarta) (Online). (http://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/1263/pdf) diakses pada tanggal 12 Desember 2015
Farida, Tri Hartati. 2014. “Peran Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Taman Kanak-kanak (Studi Pada Tk Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogjakarta)” .[Online].  Tesis.(http://digilib.uinsuka.ac.id/13859/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf) diakses pada tanggal 18 Desember 2015. Yogyakarta: Program Studi Guru Raudhatul Athfal, Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga.
Pengurante, yahya. 2015. “Makalah Penelitian Kepustakaan” [Online]. (https://www.academia.edu/12339458/Penelitian_Kepustakaan_Yahya) diakses pada tanggal 31 Desember 2015.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015.  “Laporan Setahun Kinerja Kemdikbud”. [Online]. (http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/pengumuman/Laporan%20Setahun%20Kinerja%20Kemdikbud.pdf) diakses pada tanggal 18 desember 2015
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. (http://kbbi.web.id/) diakses pada tanggal 15 Desember 2015


No comments:

Post a Comment