PENGUATAN PELAKU PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN
Diana Tri Lestari
Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
Abstract: Actors Strengthening Education and Culture in Improving Quality Human Resources Of Education. Strengthening educational and cultural actors are human resources needed in the educational process. Strengthening education actors in this case is not only an educator , staff and students , but parents , the public and even artists were also included in the process of education and culture. The author uses the method of literature based on books , journals , six priority program of education and culture Kemendikbud a reference for writers in completing the article. This article aims to review more in the strengthening of the human resources involved in the process of education and culture based Kemendikbud’s Program.
Keyword: Actors, education, culture
Abstrak: Penguatan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan
dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia pendidikan. Penguatan pelaku
pendidikan dan kebudayaan merupakan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam
proses pendidikan. Penguatan pelaku pendidikan dalam hal ini tidak hanya
seorang pendidik, tenaga kependidikan dan juga peserta didik, melainkan orang
tua, masyarakat bahkan seniman juga turut disertakan dalam proses pendidikan
dan kebudayaan. Penulis menggunakan metode kepustakaan berdasar buku, jurnal,
Enam program prioritas pendidikan dan kebudayaan Kemendikbud menjadi rujukan
bagi penulis dalam menyelesaikan artikel tersebut. Artikel ini bertujuan untuk
mengulas lebih dalam mengenai penguatan sumber daya manusia yang terlibat dalam
proses pendidikan dan kebudayaan berdasarkan program kemendikbud.
Kata kunci: pelaku,
pendidikan, kebudayaan
Bangsa yang hebat berawal dari pelaku
pendidikan yang berkualitas. Indonesia merupakan negara berkembang yang merdeka
pada tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia terkenal dengan kebudayaan yang
melimpah, karena di Indonesia terdiri dari jajaran pulau-pulau yang membentang
dari Sabang sampai Merauke yang menyebabkan Indonesia kaya akan budaya. Oleh
karena itu, sebagai generasi pemuda penerus bangsa hendaknya melestarikan
budaya yang dimiliki melalui penguatan pelaku pendidikan.
Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak
zaman kerajaan dimana aktivitas pendidikan dilaksanakan di surau-surau sampai
ke pondok pesantren hingga masa sekarang aktivitas pendidikan dilaksanakan di
sekolah-sekolah dengan gedung dan sarana prasarana yang menunjang proses
pembelajaran. Perubahan aktivitas pendidikan merupakan kunci
sebuah negara
mengalami perkembangan. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui sumber daya
manusia yang handal dalam bidangnya. Sumber daya manusia tidak dapat dicapai
tanpa adanya pelaku dari pendidikan itu sendiri. Dimana pelaku pendidikan
berperan penting terhadap kemajuan suatu negara.
Pelaku pendidikan tidak hanya sebatas
pendidik dan siswa melainkan tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat
turut serta terlibat dalam proses pendidikan. Pendidik atau bisa dibilang
seorang guru menjadi fasilitator yang melayani, membimbing, membina dan meng-install
dirinya sebagai konsultan akademik yang piawai mengusung siswa menuju
gerbang keberhasilan (Ahmad barizi dan Muhammad idris, 2010: 7). Siswa
merupakan sekumpulan anak dengan berbagai latar belakang yang berbeda yang
memiliki tujuan belajar untuk menuntut ilmu. Sedangkan orang tua dan masyarakat
adalah pendukung dari proses pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut pelaku pendidikan
adalah sumber daya manusia. Dimana manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang
memiliki kelebihan (kekuatan) dan kekurangan (kelemahan). Kekurangan
(kelemahan) dalam hal ini perlu dibina sebaik mungkin agar kelemahan tidak
menjadikan penghambat bagi sumber daya manusia untuk berkembang. Pembinaan
dapat berupa penguatan baik internal dan eksternal. Penguatan internal
merupakan motivasi yang berasal dari dalam individu.
Walgito (2004: 220) menyatakan bahwa
“motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku ke arah tujuan”. Penguatan internal dapat berupa dorongan dalam diri
organisme untuk bergerak karena kebutuhan. Abraham Maslow dalam George Boerree
(2008: 131) menggagas konsep dan menciptakan hierarki kebutuhan yang sangat
terkenal yang meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan akan rasa memiliki, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan
aktualisasi diri. Setelah pemberian penguatan yang optimal maka akan
menghasilkan pelaku pendidikan yang dapat memajukan suatu negara.
Berdasarkan hal tersebut pemerintah melalui
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membentuk program kerja yang
dimana program kerja tersebut akan memberikan dampak bagi sumber daya manusia
terutama dalam bidang pendidikan. Penulis tertarik untuk membahas mengenai penguatan pelaku
pendidikan dan kebudayaan yang dicanangkan kemendikbud dari mulai Oktober 2014
- Oktober 2015 yang akan diteruskan sampai 2016 yang meliputi hari pertama
sekolah, masa orientasi siswa, penumbuhan budi pekerti, gerakan terima kasih
guru, belajar bersama maestro, registrasi cagar budaya, serta penominasian
budaya dunia yang dikaitkan dengan kompetensi, kinerja, apresiasi pendidik dan
tenaga kependidikan, kemitraan dan
penguatan peran orang tua, dan pelibatan masyarakat dalam aktivitas pendidikan
dan kebudayaan. Penulis dalam membahas program kemendikbud dibutuhkan kejelian dan
kehati-hatian dalam mengulas suatu program pemerintah.
METODE
Penulisan
artikel penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan dalam peningkatan sumber
daya manusia pendidikan menggunakan studi kepustakaan. Penulisan dengan
menggunakan studi kepustakaan ini digunakan untuk mengembangkan setiap pokok
pikiran yang diangkat dalam artikel ini. Sumber data dalam artikel ini
diperoleh dari literatur-literatur yang relevan seperti buku, makalah atau
artikel ilmiah, enam program prioritas pendidikan dan kebudayaan Kemendikbud
dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, Yahya dalam makalah sederhana penelitian kepustakaan Sekolah
Pascasarjana IAIN Palu
mengemukakan bahwa:
Penelitian
kepustakaan (library research) yakni satu bentuk penelitian kualitatif yang
objek kajiannya adalah data kepustakaan, ia memuat gagasan atau pikiran-pikiran
yang didukung oleh data kepustakaan dimana sumbernya dapat berupa jurnal
penelitian, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, buku teks, makalah,
laporan seminar, dokumentasi hasil diskusi ilmiah, dokumen resmi dari
pemerintah dan lembaga lainnya. Dalam referensi
yang lain disebut “Studi kepustakaan” yakni teknik pengumpulan data dengan mengadakan
studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan
laporan - laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
Data merupakan sumber informasi yang
didapatkan oleh penulis melalui berbagai sumber
yang dalam hal ini penulis mendapatkan data berdasar website dari
Kemendikbud dan juga melalui data sekunder yakni data yang diperoleh penulis
dari buku-buku. Data yang diperoleh nantinya akan diolah sehingga menjadi
artikel yang menarik dan informasi baru yang dapat dimanfaatkan oleh
pembacanya.
Penulis dalam hal ini memandang bahwa program
pemerintah mengenai penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan dalam peningkatan sumber daya
manusia pendidikan merupakan program yang tepat dalam usaha untuk meningkatkan
kecerdasan peserta didik. Oleh karena itu penulis ingin mengambil hal-hal yang penting yang akan dibahas dalam artikel ini. Hasil
Pembahasan pentingnya sumber daya manusia pendidikan akan di jelaskan lebih
rinci lebih dalam pada bab selanjutnya.
HASIL
Kementrian pendidikan dan kebudayaan
merancang enam program pendidikan dan kebudayaan 2016 yang salah satu
diantaranya yakni penguatan
pelaku pendidikan dan kebudayaan. Penguatan pelaku pendidikan menurut Menteri
pendidikan Bapak Anies Baswedan dengan
melakukan pemberdayaan melalui peningkatan kompetensi, kinerja, dan apresiasi
terhadap pendidik dan tenaga kependidikan. Selanjutnya pemberdayaan dilakukan
dengan melakukan kemitraan dan penguatan peran orang tua, dan pelibatan
masyarakat dalam aktivitas pendidikan dan kebudayaan. Pelibatan
publik ini sesuai dengan pesan pendiri bangsa kita adalah gotong royong.
Pelibatan publik ini kita kerjakan sebagai ikhtiar gotong royong dengan
melibatkan seluruh komponen masyarakat.
Penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini:
01
|
Hari Pertama Sekolah
|
|
sebelumnya
|
Sekarang
|
|
v Belum banyak orangtua
yang menyadari pentingnya mengantarkan anak pada hari pertama sekolah
v Terlewatkan momen
penting bagi orangtua untuk mengenal sekolah dan bagi anak agar merasa nyaman
memasuki lingkungan baru
|
v
Menjadi gerakan nasional
v
Sekolah dan guru bersiap untuk menyambut dan
berinteraksi dengan orang tua
v
Membuat siswa merasa lebih nyaman berada dalam
lingkungan baru
v
Himbauan dan kelonggaran bagi pegawai negeri untuk
mengantarkan anak di hari pertama sekolah
|
|
02
|
Masa Orientasi Siswa
|
|
Sebelumnya
|
Sekarang
|
|
v Masih banyak
perpeloncoan pada saat masa orientasi siswa
v Pemerintah baik di
pusat maupun di daerah cenderung diam dan mendiamkan praktek perpeloncoan
|
v
Mendikbud mengeluarkan surat edaran ke semua sekolah
untuk mengantisipasi perpeloncoan
v
Inspeksi mendadak dilakukan oleh jajaran Kementrian
v
Dibuatkan laman khusus laporan pelanggaran MOS untuk
ditindaklanjuti oleh kemdikbud dan dinas pendidikan daerah
|
|
03
|
Penumbuhan Budi Pekerti
|
|
Sebelumnya
|
Sekarang
|
|
v Dikembangkan hanya
melalui jalur intra dan ekstra kurikuler dan hasil penilaiannya dituangkan
dalam rapor
|
v Dikembangkan juga melalui proses
pembiasaan pada jalur non-kurikuler dan praktik baik
v Menyentuh aspek penting lain yang luput
dari perhatian, seperti penguatan nasionalisme dan literasi
|
|
04
|
Gerakan Terima Kasih Guru
|
|
Sebelumnya
|
Sekarang
|
|
v Penghargaan kepada
guru melalui pemberian penghargaan dan tunjangan dari pemerintah
|
v Selain tunjangan dan pernghargaan dari
pemerintah, masyarakat dunia usaha diajak berperan serta memuliakan guru
dengan memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas khusus untuk guru
|
|
05
|
Belajar Bersama Maestro
|
|
Sebelumnya
|
Sekarang
|
|
v Seniman jarang
dilibatkan dan berinteraksi secara langsung dengan anak sekolah
|
v Siswa dari seluruh Indonesia
berkesempatan berinteraksi dengan maestro selama beberapa hari
v Semakin banyak siswa memiliki akses
komunikasi dan inspirasi dengan para pegiat seni dan budaya
|
|
06
|
Registrasi Cagar Budaya
|
|
Sebelumnya
|
Sekarang
|
|
v Pendaftaran cagar
budaya dilakukan secara konvensional
v Pemerintah daerah
diminta mendaftarkan cagar budaya dengan target jumlah tertentu
|
v Pendaftaran cagar budaya dilakukan secara
daring
v Masyarakat bisa ikut mendaftarkan cagar
budaya
v Pemerintah memfasilitasi proses
pendaftarannya
|
|
07
|
Penominasian Warisan Budaya Dunia
|
|
Sebelumnya
|
Sekarang
|
|
v Penominasian warisan budaya
ditentukan oleh pemerintah
|
v Penominasian melibatkan masyarakat
v Perbaikan menyeluruh dalam proses
persiapan
|
|
Sumber: Laporan Setahun Kinerja Kemdikbud (Oktober 2014 – Oktober 2015)
Penguatan menurut kamus
besar bahasa Indonesia dengan kata dasar kuat merupakan alat untuk meningkatkan
sesuatu. Penguatan pelaku pendidikan merupakan suatu cara atau alat untuk
peningkatan aktivitas pelibatan pelaku pendidikan.
Peningkatan kompetensi menjadi dasar bagi
pelaku pendidikan dalam mengoptimalkan peran serta pendidik dan tenaga
kependidikan.
Muhibin
Syah (1995) dalam Sudarwan Danim (2010) menjelaskan bahwa pengertian dasar
kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Kompetensi guru berkaitan
dengan profesionalisme. Guru yang professional adalah guru yang kompeten
(berkemampuan). Karena itu kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan
sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya
dengan kemampuan tinggi.
Guru yang profesional merupakan guru yang berkompeten dalam bidangnya. Guru
yang berkompeten akan menghasilkan lulusan yakni sumber daya manusia yang
berkualitas pembangun bangsa.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia,
khususnya guru, antara lain dilakukan dengan mengembangkan kelompok kerja guru
(KKG) sebagai ajang para guru berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait dengan
tugas kependidikannya. Untuk pengembangan kemampuan dan pengelolaan sekolah
dikembangkan pula KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) dan KKPS (Kelompok Kerja
Pengawas Sekolah). Secara yuridis, lewat Undang-Undang Guru dan Dosen, dewasa ini dikembangkan pula aturan
persyaratan kualifikasi dan kompetensi guru yang mempersyaratkan
kualifikasi(persyaratan, ketentuan minimal jenjang) akademik dan kompetensi
tertentu bagi guru, termasuk sertifikasi profesi yang dikembangkan melalui
pendidikan profesi guru (PPG).
Berdasarkan jurnal penelitian berjudul
“Pengaruh Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Unit Rawat Inap
Rs. Stella Maris Makasar Tahun 2013” yang dilakukan oleh La Ode Makta dalam
Tesis Farida (2014) menunjukkan bahwa ada pengaruh prestasi, pengakuan,
tanggung jawab, pengembangan, gaji, kondisi kerja, hubungan antar pribadi,
supervisi dengan kinerja perawat, dari sepuluh variabel motivasi yang paling
besar memberikan pengaruhnya dengan kinerja perawat yaitu pekerjaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Agustina
dalam dalam Tesis Farida (2014) dengan judul “Faktor-Faktor Motivasi Yang
Mempengaruhi Kinerja Karyawan Pada PT Gaya Manunggal Kresitama” menunjukkan
bahwamotivasi intrinsik dan ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap kinerja
karyawan, adapun variabel-variabelnya yaitu tanggungjawab, pengakuan,
pengembangan, insentif, lingkungan kerja, keamanan, dan hubungan.
Berikut pemaparan dari Suryobroto mengenai hubungan
sekolah dengan masyarakat:
Dasar dan
tujuan kerja sama sekolah dengan orang tua siswa.
a.
Dasar
kerjasama sekolah dengan orang tua siswa.
1.
Kesamaan
tanggung jawab
Didalam GBHN
ditegaskan bahwa pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah,
orangtua,dan masyarakat. Pemerintah mendirikan lembaga–lembaga pendidikan,mulai
dari taman kanak- kanak sampai dengan perguruan tinggi. Sementara itu,pihak
yang bertanggung jawab mendidik adalah guru besar di universitas.
2.
Kesamaan
tujuan
Para orang tua
menghendaki putra-putri mereka menjadi warga negara atau manusia yang baik dan
berguna bagi negara dan bangsa. Demikian pula dengan guru. Para guru
menghendaki siswa mereka menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohani, terampil,
serta berguna bagi negara dan bangsa.
b.
Tujuan
kerjasama sekolah dengan orangtua siswa
1.
Saling
membantu dan saling mengisi
Anak lebih
banyak waktunya dirumah daripada disekolah. Jangan sampai disekolah dibina dan
ditertibkan, tetapi selama 17 jam dirumah dibiarkan atau sebaliknya. Hendaknya
guru memberikan informasi kepada orangtua siswa mengenai segi-segi positif dan
negatif anak mereka. Informasi tersebut dapat diberikan secara tertulis atau
lisan melalui kunjungan guru kepada orangtua siswa. Dengan mengetahui
kekurangan atau kelemahan anak, guru bersama orangtua siswa dapat melakukan
pembinaan semestinya.
2.
Membantu
keuangan dan barang
Orangtua siswa
yang mengetahui kekurangan sarana sekolah dapat memberikan bantuan, baik berupa
uang maupun barang, baik sendiri- sendiri atau melalui organisasi BP3.
3.
Mencegah
perbuatan yang kurang baik
Dengan segala
kelemahan dan kekurangn, mungkin anak akan berbuat sesuatu yang dapat mengangu
stabilitas lingkungan. Namun, orangtua
dan guru dapat bersama-sama mencegah usaha yang tidak baik tersebut dengan cara
memberi petunjuk dan bimbingan sang anak.
4.
Membuat
rencana baik untuk anak
Dengan mengetahui kelebihan atau bakat anak yang dimiliki anak, guru
bersama orangtua membuat rencana pengembangan lebih lanjut, misalnya
mengembangkan bakat olahraga, seni tari, seni musik, seni lukis,dll.
Teknik kerja
sama dengan orangtua siswa
a.
Melalui
Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3)
Orangtua siswa
menyatukan diri dalam satu organisasi BP3. BP3 adalah sebuah organisasi yang
berusaha membantu penyelengaraan pendidikan disekolah. Sekolah dapat
menyampaikan kekurangan. Kekurangan program tahunan sekolah kepada BP3 dan BP3
berusaha membantu menyukseskan program-program sekolah.
b.
Melalui
pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan
Pembagian
raport setiap caturwulan dilaksanakan melalui pertemuan antara orangtua dan
guru. Orangtua sebaiknya tidak mewakilkan kepada orang lain karena dalam acara
tersebut kepala sekolah atau wali kelas akan memberikan penjelasan tentang
prestasi dan kelemahan para siswanya.
c.
Melalui
ceramah ilmiah
Ceramah ilmiah sebaiknya dihadiri
oleh orangtua siswa dan guru. Isi ceramah disesuaikan dengan perkembangan
siswa, misalnya masalah kenakalan remaja, masalah anak lambat belajar, serta
masalah anak pembohong dan pemalas.
Bidang kerja sekolah dengan orangtua siswa
a.
Bidang
pendidikan mental
Anak sering
mengalami kesulitan belajar. Penyebabnya bermacam- macam , misalnya rumah
tangga orangtua nya kacau, anak tinggal bersama ayah tiri. Situasi rumah tangga
yang kurang baik sangat mempengaruhi sikap nak disekolah. Oleh karena itu,
kondisi seperti itu harus dihilangkan dan diusahakan agar tidak mengganggu
perkembangan kepribadian anak.
b.
Bidang
pengembangan bakat
Anak mungkin
memiliki bakat tertentu , misalnya bakat seni, bakat musik. Bakat tersebut
perlu segera diketahui sehingga melalui bidang studi yang sesui dengan bakat
anak, guru dan orangtua siswa dapat bersama-sama membina dan mengembangkan
bakat anak tersebut.
c.
Bidang
pengajaran
Sebaiknya guru
menugasi anak untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Oleh karena itu, orang
tua harus membantu menjelaskan hal-hal yang belum diketahui anak. Jika belum
mengerti tugas yang dibebankan kepada anak, orangtua harus bertanya kepada guru
sehingga orangtua dapat membantu kelancaran belajar anak.
d.
Bidang
kebudayaan
Permasalahan yang ditekankan dalam
bidang kebudayaan adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Fenomena di sekolah anak diberi pelajaran bahasa Indonesia yang baik, tetapi
kalau kondisi dirumah tidak mendukung, tentu perkembangan anak akan jelek. Oleh
karena itu orangtua harus berbahasa Indonesia yang
baik dan benar agar situasi rumah dan sekolah sama.
Memecahkan masalah
siswa dengan orangtua siswa
Banyak masalah yang timbul karena
tingkah laku , perbuatan ,atau ucapan sang anak, misalnya:
a.
Anak
kurang pendengaran.
b.
Anak
cacat tubuh.
c.
Anak
pemalas.
d.
Anak
kurang ajar atau nakal.
e.
Anak
pemboros.
f.
Anak
gagap.
g.
Anak
lambat belajar.
Secara umum,
masalah yang dihadapi para siswa dapat diklasifiskasikan menjadi tiga
jenis,yaitu :
1.
Masalah
yang berhubungan dengan keadaan tubuh.
2.
Masalah
yang berhubungan dengan keadaan mental.
3.
Masalah
yang berhubungan dengan belajar.
Guru hendaknya juga memahami
kelemahan-kelemahan sang anak. Jika kelemahan sang anak tergolong berat, anak
tersebut sebaiknya disekolahkan kesekolah luar biasa (SLB).Jika anak tersebut
tergolong ringan ,anak tersebut hanya butuh diperhatikan secara khusus sesuai dengan
perkembangan kepribadian. Apabila jumlah anak yang memiliki kelemahan ringan
cukup banyak maka anak tersebut dikumpulkan dalam satu kelas untuk dibina
secara khusus.
Kerja sama
sekolah dengan masyarakat luas
1)
Dasar dan tujuan kerjasama sekolah dengan masyarakat
a.
Dasar
kerjasama sekolah dengan masyarakat
1.
Kesamaan
tanggung jawab
Di dalam GBHN
dijelaskan bahwa pendidikan adalah tanggungjawab bersama anatara pemerintah,
orangtua, dan masyarakat . Masyarakat terdiri dari atas kelompok-kelompok dari individu
–individu yang berusaha menyelenggarakan pendidikan atau membantu usaha
pendidikan.
2.
Kesamaan
tujuan
Sekolah
menghendaki agar para siswa kelak menjadi manusia pembangun pancasialis.
Individu yang pancasialis diharapkan datang dari sekolah. Oleh karena itu,
antara sekolah dan masyarakat harus mempunyai kesamaan tujuan.
b.
Tujuan
kerjasama sekolah dan masyarakat
1.
Saling
membantu dan saling mengisi
Waktu belajar
siswa disekolah sangat terbatas. Waktu senggang diluar sekolah dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan atau organisasi, misalnya kegiatan
kepramukaan, kegiatan olahraga, kesenian. Selain itu masyarakat dapat pula
menyelenggarakan pendidikan yang bersifat spesialis, misalnya pendidikan
keahlian. Alangkah baik program-program yang disusun dikonsultasikan dengan
pihak sekolah. Lebih baik lagi jika program tersebut disusun bersama, misalnya
dalam rangka mengisi waktu libur atau mengisi waktu senggang lainnya.
2.
Membantu
keuangan, bangunan, dan barang
Pendidikan yang
baik membutuhkan ruang belajar, alat bantu dan dana yang cukup. Dana yang
terdapat di sekolah biasanya terbatas, yaitu dari anggran rutin, SPP, dan proyek pelita untuk sekolah
yang sedang mendapat alokasi dan subsidi anggaran dari pemerintah.
Untuk mengatasi
hal itu, masyarakat dapat membantu sekolah melalui BP3. Anggota masyarakat yang
berminat dan bersimpati dapat memberikan bantuan kepada sekolah, misalnya
berupa alat bantu pendidikan, uang, dan buku perpustakaan.
2)
Bidang kerjasama sekolah dengan masyarakat
a.
Bidang
pendidikan moral pancasila
Pendidikan
moral pancasila harus diajarkan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan.
Penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila tidak hanya dilaksanakan disekolah
,tetapi juga dapat dilaksanakan di rumah karena anak lebih banyak berada dimasyarakat
daripada disekolah. Oleh karena itu masyarakat harus berpartisipasi agar proses
pembentukan manusia pancasila dapat segera tercapai.
b.
Bidang
pendidikan olahraga
Manusia seperti
yang dicita-citakan GBHN adalah manusia yang sehat jasmani dan rohani. Karena
pembinaan olahraga disekolah sangat terbatas. Oleh karena itu berbagai
perkumpulan olahraga seperti KONI sangat bermanfaat untuk mempercepat proses
pembinaan jasmani, misalnya melalui PBSI,PBVSI, PASI,dan PSSI.
c.
Bidang
pendidikan kesenian
Pendidikan
kesenian juga sangat terbatas waktunya. Untuk itu,berbagai perkumpulan kesenian
yang terdapat dilingkungan masyarakat sangat membantu proses pembinaan
kecintaan anak terhadap kesenian. Pementasan-pementasan yang diadakan disekolah
dan masyarakat juga sangat membantu proses pembinaan jiwa seni anak.
d.
Bidang
penelitian anak-anak berkelaian
Ternyata
disekolah terdapat anak-anak yang pandai luar biasa, anak yang normal dan
anak-anak yang mengalami hambatan dalam belajar. Anak yang pandai luar biasa
juga memerlukan bimbingan khusus. Oleh karena itu, para ahli diharapkan
mengulurkan bantuan agar anak-anak tersebut dapat dipercepat proses
pendidikanya.
Anak-anak yang
mengalami keterlambatan belajar juga perlu mendapat bantuan khusus. Anak
tersebut mungkin kurang penglihatan kurang pendengaran, cacat tubuh, dan
lain-lain. Kelompok anak nakal juga perlu diperhatikan secara khusus,baik oleh
sekolah, orangtua, maupun masyarakat agar mereka tidak menggangu ketertiban
lingkungan.
e.
Bidang
pendidikan ketrampilan
Disekolah
anak-anak dituntut untuk memperoleh keterampilan, misalnya dibidang pertanian,
teknik atau jasa. Pendidikan keterampilan membutuhkan waktu lama karena jumlah
jam pelajaran keterampilan disekolah tidak memungkinkan sehingga dibutuhkan
kerjasama yang erat dengan berbagai organisasi dalam masyarakat.
PEMBAHASAN
Penguatan
pelaku pendidikan dan kebudayaan yang dicanangkan kemendikbud dari mulai
Oktober 2014 - Oktober 2015 yang akan diteruskan sampai 2016 merupakan program
yang menarik untuk dibahas karena menyatukan seluruh komponen pelaku pendidikan
yang terlibat baik dari pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik,
orangtua dan juga masyarakat yang turut langsung berpartisipasi dalam hal
memajukan pendidikan Indonesia.
Hari pertama sekolah merupakan hari paling
dinanti bagi siswa, dalam hal ini peran orangtua sangatlah dibutuhkan untuk
dapat meningkatkan rasa percaya diri pada anak untuk belajar di sekolah. Program
pemerintah dalam hal ini sudah mendukung dan menjadi gerakan nasional bahwa
setiap orang tua berhak untuk mengantarkan anaknya dihari pertama sekolah
bahkan bagi PNS diberi kelonggaran untuk mengantarkan anak ke sekolah. Program
yang dibuat pemerintah sudah baik, namun ada kemungkinan yang bisa terjadi
dengan melibatkan PNS untuk mengantarkan anaknya dihari pertama sekolah yakni
apabila PNS tersebut adalah seorang guru kelas satu, maka yang terjadi orang
tua dan guru tidak dapat berinteraksi secara langsung. Oleh karena itu dalam
bagian ini sebaiknya lebih diperjelas lagi maksud dari PNS yang mengantarkan
anak dihari pertama sekolah
Masa orientasi siswa juga menjadi sorotan
oleh Kemdikbud mengingat banyak kasus yang menimpa siswa mulai dari gangguan
mental, kecelakaan, sampai dengan berbauh kematian. Oleh karena itu Masa
Orientasi Siswa (MOS) sudah masuk dalam program pemerintah. Akan tetapi, dalam
peraturan yang mengikat belum nampak adanya sanksi yang nyata apabila terdapat sekolah
yang melakukan kegiatan Mos dengan tidak mendidik.
Penumbuhan
budi pekerti apabila dilihat dari program pemerintah sebelum dan sekarang
perbedaanya sudah sangat baik. Karena pembelajaran saat ini menggunakan
kurikulum 2013 yang membahas mengenai pendidikan karakter. Pendidikan karakter
harus melibatkan guru dan kerjasama dengan orangtua serta masyarakat pada
umumnya agar hasil yang didapat lebih optimal dan memuaskan.
Gerakan terima kasih guru pada program
pemerintah sudah jauh lebih manusiawi dari pada terdahulu dengan melibatkan
dunia usaha untuk memberikan berbagai fasilitas khusus untuk guru, karena guru
merupakan ujung tombak dari pendidikan. Pemberian program pemerintah berdasarkan
peraturan yang berlaku akan berdampak pada kinerja guru, terutama dalam hal
peningkatan kompetensi. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Agustina dalam dalam
Tesis Farida (2014) dengan judul “Faktor-Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi
Kinerja Karyawan Pada PT Gaya Manunggal Kresitama” menunjukkan bahwamotivasi
intrinsik dan ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, adapun
variabel-variabelnya yaitu tanggungjawab, pengakuan, pengembangan, insentif,
lingkungan kerja, keamanan, dan hubungan. Penelitian tersebut menyatakan bahwa
tidak hanya guru yang memerlukan motivasi melainkan sumber daya manusia yang
lainnya.
Belajar bersama Maestro merupakan ide yang
sangat bagus dengan melibatkan langsung tokoh masyarakat yang berperan penting
dalam membangun kebudayaan bangsa Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pemerintah sudah mengajak masyarakat untuk bisa berpartisipasi dalam kegiatan
yang ada di sekolah, seperti pada pemaparan dari suryobroto (2012: 45) bahwa:
Pendidikan
kesenian juga sangat terbatas waktunya. Untuk itu,berbagai perkumpulan kesenian
yang terdapat dilingkungan masyarakat sangat membantu proses pembinaan
kecintaan anak terhadap kesenian. Pementasan-pementasan yang diadakan disekolah
dan masyarakat juga sangat membantu proses pembinaan jiwa seni anak.
Registrasi cagar budaya menjadikan
Indonesia sebagi negara yang kaya akan kebudayaan. Pemerintah dalam hal ini sudah
sangat baik dengan memprogramkan setiap masyarakat berhak ikut mendaftarkan
cagar budaya di daerahnya masing-masing dan pemerintah pun memfasilitasinya. Program
ini menjadi ajang partisipasi masyarakat dengan pemerintah dalam mengelolah
sumber daya alam tertutama kebudayaan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya.
Pemerintah melalui program ini mengajak masyarakat melalui pendidikan untuk
mencintai kebudayaan di daerah masing-masing.
Penominasian warisan budaya dunia yang dulu
hanya ditentukan oleh pemerintah, namun sekarang masyarakat juga ikut
berpartisipasi menentukan warisan budaya dunia. Dalam hal ini pemerintah
berusaha menyatukan masyarakat bahwa Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika yang
berarti berbeda-beda namun tetap satu jua.
Pendidikan di Indonesia terus mengalami
peningkatan yang baik dari waktu ke waktu. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
adanya pengembangan pendidikan di setiap daerah. Gotong royong dan saling
tolong menolong merupakan cara yang digunakan dalam hal menarik masyarakat
untuk ikut serta dalam partisipasi pendidikan. Budaya yang ada di Indonesia
haruslah di dukung dengan komponen pendidikan yang berkualitas
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pemaparan yang sudah
dijabarkan dalam artikel ini menunjukkan adanya perubahan pada program
pemerintah yang sebelumnya dengan sekarang. Hal
tersebut dapat dilihat dari “Enam Program Pemerintah Kemdikbud”.
Perubahan dalam hal ini secara tidak langsung membawah dampak yang positif,
seperti pemberian fasilitas dengan mengajak dunia usaha untuk ikut serta dalam memuliahkan
guru, kemudian wajib mengantarkan siswa dihari pertama masuk sekolah, mengajak
masyarakat ikut berpartisipasi dalam mencintai budaya Indonesia melalui
pendaftaran cagar budaya yang ada didaerahnya masing-masing.
Pendidikan yang diusung pemerintah saat ini
mengedepankan sikap kerjasama dan gotong royong antara masyarakat, orang tua
dan sekolah dalam membina karakter peserta didik. Pembinaan yang dimaksud yakni
yang disesuaikan dengan nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia.
Saran
1. Program yang ada haruslah diimbangi dengan peraturan yang mengikat,
apabila terdapat penyelewengan yang tidak diduga sebelumnya. Sehingga setiap
orang lebih waspada.
2. Masyarakat, orang tua dan sekolah wajib untuk ikut melestarikan budaya
peninggalan nenek moyang kita agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita. Karena
apa yang kita miliki saat ini adalah titipan anak cucu kita nantinya.
Daftar Pustaka
Barizi, ahmad dan M. Idris. 2010. Menjadi
Guru Unggul. Jogjakarta: Ar-ruzz Media
Boeree, George. 2008. General Psycology:
Psikologi Kepribadian, Persepsi, Kognisi, Emosi Dan Perilaku. Jogjakarta:
Prismasophie
Danim,
Sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius IQ+EQ, Etika,
Perilaku, dan Mitos). Bandung: Alfabeta
Suryosubroto, B. 2012. Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat (School Public Relations). Jakarta: Rineka Cipta.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi
Tatang,
M. Amirin dan Nurlina Marliyasari Asih.
2010. “Model Anak Angkat” Dalam Peningkatan Kualitas Sekolah (Kasus Sekolah
Dasar Muhammadiyah Condongcatur, Yogyakarta) (Online). (http://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/1263/pdf) diakses pada tanggal 12 Desember 2015
Farida, Tri Hartati. 2014. “Peran Motivasi
Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Taman Kanak-kanak (Studi Pada Tk Aisyiyah
Pembina Piyungan Bantul Yogjakarta)” .[Online].
Tesis.(http://digilib.uinsuka.ac.id/13859/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf) diakses pada tanggal 18 Desember 2015. Yogyakarta:
Program Studi Guru Raudhatul Athfal, Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga.
Pengurante, yahya. 2015. “Makalah
Penelitian Kepustakaan” [Online]. (https://www.academia.edu/12339458/Penelitian_Kepustakaan_Yahya) diakses pada tanggal 31 Desember 2015.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. “Laporan Setahun Kinerja Kemdikbud”.
[Online]. (http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/pengumuman/Laporan%20Setahun%20Kinerja%20Kemdikbud.pdf) diakses pada tanggal 18 desember 2015
No comments:
Post a Comment