Tuesday, February 16, 2016

Laporan Penelitian PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  RASIONAL
Dewasa ini perkembangan dunia yang begitu pesat menjadikan kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat. Namun, pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang masih belum mengenyam pendidikan formalnya, entah hal tersebut dikarenakan rendahnya tingkat ekonomi masyarakat, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan dan juga terjadinya hal-hal insidental yang tidak diharapkan terjadi seperti hamil pranikah. Kebutuhan akan pendidikan sangatlah penting diharapkan dengan adanya masyarakat yang mengenyam pendidikan akan menjadikan suatu negera menjadi negara yang lebih baik.
Pendidikan menurut Ibnu Khaldun (dalam Ariyanto) adalah transformasi nilai-nilai dari pengalaman untuk mempertahankan eksistensi manusia dalam masyarakat yang berkebudayaan serta zaman yang terus berkembang, maka pendidikan sebagai suatu proses untuk mewujudkan suatu masyarakat yang berkebudayaan serta masyarakat yang seutuhnya. Berdasarkan pemaparan Ibnu Khaldun yang mengartikan bahwa maju mundurnya suatu bangsa
ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakat di suatu negara itu sendiri.
Pendidikan di Indonesia itu sendiri sangatlah memprihatinkan, hal tersebut dapat dilihat angka putus sekolah yang bersumber dari PDSP – Kemendikbud 2013 di bawah ini:
Berdasarkan data di atas dapat kita lihat berapa banyak angka putus sekolah dari setiap jenjang pendidikan, baik dari jenjang pendidikan dasar maupun menengah. Oleh karena itu untuk memaksimalkan pelayanan pendidikan untuk masyarakat yang ada di Indonesia maka pelaksanaan pendidikan tidak hanya pada pendidikan formal saja, melainkan pendidikan non formal dan informal. Pendidikan Non formal itu sendiri menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 12 “Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang sedangkan ayat 13 menyatakan “Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa fungsi PNF adalah mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap dan kepribadian professional. Dengan kata lain Pendidikan Non Formal merupakan sebuah pendidikan alternatif bagi mereka yang terkendala dalam memperoleh pendidikan jalur formal. Hal ini sesuai dengan tujuan PLS yang ada dalam PP 73 tahun 1991, yaitu membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan ketingkat atau jenjang yang lebih tinggi serta memenuhi kebutuhan belajar masyarakt yan tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah. 
1.2  FOKUS KAJIAN
2.      Bagaimanakah perencanaan kegiatan Program Paket C di PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo?
3.      Bagaimana pengorganisasian di PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo?
4.      Bagaimana pengelolaan Program paket C di PKBM Sumber Ilmu?
5.      Bagaimana keluaran yang dihasilkan oleh Program paket C di PKBM Sumber Ilmu?
6.      Bagaimana pengembangan Program Paket C di PKBM Sumber Ilmu?
1.3  TUJUAN PENULISAN
2.      Untuk mengetahui perencanaan kegiatan Program Paket C di PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo.
3.      Untuk mengetahui pengorganisasian di PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo.
4.      Dapat menjelaskan pengelolaan Program paket C di PKBM Sumber Ilmu.
5.      Dapat menjelaskan keluaran yang dihasilkan oleh Program paket C di PKBM Sumber Ilmu
6.      Dapat menjelaskan Pengembangan Program Paket C di PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo
1.4  MANFAAT PENULISAN
1.      Sebagai bahan pengetahuan yang dapat dibagikan untuk mahasiswa dan masyarakat umum
2.      Sebagai bahan refleksi dan motivasi bagi PKBM Sumber ilmu demi kemajuan lembaga
3.      Sebagai  bahan untuk mempromosikan PKBM Sumber Ilmu
1.5  METODE PENELITIAN
1.      Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tujuan menggali informasi mengenai sistem manajemen PNF di PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo. Bersandar pada klasifikasi Patton (Moleong, 2008:187-188) bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pertama, wawancara percakapan informal (the informal conversation interview), ialah wawancara yang sepenuhnya didasarkan pada susunan pertanyaan spontan ketika interaksi berlangsung khususnya pada proses observasi partisipatif di lapangan. Terkadang orang yang diwawancarai tidak diberitahu bahwa mereka sedang diwawancarai. Sehingga dalam hal ini peneliti bisa mendapatkan informasi yang apa adanya di lapangan
Kedua, wawancara umum dengan pendekatan terarah (the general interview guide approach), ialah jenis wawancara yang menggariskan sejumlah isu yang harus digali dari setiap responden sebelum wawancara dimulai. Pertanyaan yang diajukan tidak perlu dalam urutan yang diatur terlebih dahulu atau dengan kata-kata yang dipersiapkan. Panduan wawancara memberikan checklist selama wawancara untuk meyakinkan bahwa topik-topik yang sesuai telah terakomodasi. Peneliti menyesuaikan baik urutan pertanyaan maupun kata-kata untuk responden tertentu.
Ketiga, wawancara terbuka yang baku (the standardized open-ended interview), meliputi seperangkat pertanyaan yang secara seksama disusun dengan maksud untuk menjaring informasi mengenai isu-isu yang sesuai dengan urutan dan kata-kata yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Jenis wawancara yang dijelaskan di atas digunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari subjek penelitian, sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan. Seringkali peneliti sendiri melakukan intervensi dan mendesakkan pendapat para narasumber agar informasi yang diperoleh terjamin reliabilitasnya.
2.      Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data dan fakta tentang sistem manajemen PNF di PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo. Orientasinya menyangkut pengembangan materi, metode, media, evaluasi dan semua fenomena aktivitas yang berkait dengan pembelajaran sistem manajemen PNF di PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo; melalui potret iklim budaya di PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo. Observasi partisipan dan non-partisipan dilakukan peneliti secara berulang sesuai konteks permasalahan yang dikaji diatas. Observasi yang dilakukan secara berulang ini pun bertujuan agar responden terbiasa, sehingga dapat berperilaku sewajarnya dan mengungkap budaya yang sesungguhnya (tidak dibuat-buat). Untuk kepentingan dalam penelitian ini, maka observasi ini dilakukan perekaman dan pemotretan yang akan dijadikan bahan analisis lebih lanjut.
3.      Studi Dokumentasi
Peneliti memanfaatkan sumber-sumber berupa catatan dan dokumen (non human resources) untuk pengembangan analisis kajian. Sebagaimana Lincoln dan Guba (1985:276-277) menjelaskan bahwa catatan dan dokumen ini dapat dimanfaatkan sebagai saksi dari kejadian-kejadian tertentu atau sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Kajian dokumen difokuskan pada aspek materi dan substansi yang terkait dengan sistem manajemen PNF di PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo. Dokumen-dokumen itu adalah surat ijin pendirian PKBM Sumber Ilmu, Dokumen pembelajaran, Profil PKBM, dan sebagainya yang mendukung informasi dan data kajian.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1  KONSEP PENDIDIKAN NON FORMAL
Pendidikan merupakan kawasan dinamis yang menjadi perbincangan semua kalangan masyarakat. Hampir tidak ada orang yang mengatakan bahwa pendidikan tidak penting. Seorang presiden, gubernur, bupati, walikota, camat, kepala desa, sampai kepala rumah tangga dapat dipastikan memberikan perhatian pada pendidikan. Bahkan banyak kalangan yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap insan.
Tidak sulit mengatakan bahwa pendidikan berjalan sepanjang hayat. Atau menyatakan bahwa keluarga, masyarakat dan sekolah mempunyai tanggungjawab pendidikan yang oleh Ki Hajar Dewantara disebut sebagai Tripusat Pendidikan. Tapi pada kenyataannya, seperti hal kehidupan pada dipandang sebagai sekolah (pendidikan formal). Pendidikan non formal dan informal merupakan sesuatu diluar mainstream. Oleh karena itu, dinamika kesulitan mencari kesamaan makna istilah pendidikan memang bukan suatu rahasia lagi.
Memang nyata dengan mainstream pembangunan pendidikan yang hingga kini masih bertumpu pada sekolah (pendidikan formal), maka tidak bisa dimungkiri bahwa posisi pendidikan nonformal dan informal masih termajinalkan. Menurut pandangan konvensional pendidikan non formal apalagi informal kebanyakan tidak mengahasilkan credential atau sertifikat yang dianggap dapat mengangkat gengsi atau harkat dan martabat seseorang. Bahkan proses-proses yang terjadi di dalamnya memang tidak diwujudkan dalam ruang, waktu, dan kelengkapan-kelengkapan penunjang pembelajaran dan pendidikan dalam format yang terukur dan memenuhi standar yang menjadi harapan para penyusun standar.
Jika direnungkan, sebenarnya permajinalan terhadap pendidikan nonformal dan informal terjadi akibat hal yang bersifat artifisial. Karena secara susbstantif kita sulit membohongi diri sendiri bahwa sesungguhnya kemajuan yang dicapai dalam kehidupan kita justru banyak diperoleh dari pendidikan nonformal dan informal. Namun persoalannya kita kesulitan membuktikan ‘tanda kehadiran belajar’, ‘buku bahan ajar’,’tanda lulus’ dan sejenis sertifikat lainnya. Sehingga hasil belajar pendidikan non formal dan informal selalu diragukan dan sulit mendaat pengakuan.
Malcolm Knowles, ia kerap dijuluki sebagai ‘Rasul’ Andragogi. Dalam salah satu bukunya yang berjudul pedagogy versus andragogy, ia memberikan perhatian pada upaya mencari perbedaan-perbedaan antara edagogi yang terlegimitasi sebagai landasan kelimuan praktik pendidikan formal dimana sasarannya adalah ank-anak, dengan andragogy yang diklaim sebagai landasan keilmuan praktik pendidikan orang dewasa yang banyak diselenggarakan melalui pendidikan nonformal dan informal.
Sebagai telaah akademik, pemikiran dan kajian yang dilakukan Malcolm Knowles merupakan suatu motivasi untuk membangkitkan kekuatan pendidikan nonformal dan informal dalam tataran akademik maupun praktis. Menurut Ivan Ilich yang ditulisnya dalam Deschooling society. Keterbatasan proses pendidikan pada kelembagaan yang mapan (terutama sekolah) menjadi dasar gagasan Ivan Ilich untuk mencari pendidikan alternatif yang memungkinkan warga belajar daat memenuhi harapan dan kebutuhan belajarnya dengan akses sumber daya yang luas melalui kehidupan. Ivan Illich berpendapat bahwa belajar tidak boleh tersekat oleh ruang dan waktu, karena belajar bisa dilakukan di banyak tempat dan setiap saat.
Pendidikan Nonformal merupakan pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. Sifat-sifat pendidikan nonformal diantaranya:
1.      Pendidikan nonformal lebih fleksibel
Sifat fleksibel di atas dalam arti luas seperti tidak ada tuntutan syarat credential yang keras bagi anak didiknya, waktu penyelenggaraan disesuaikan dengan kesematan yang ada artinya dapat beberapa bulan, beberapa tahun atau beberapa hari saja.

2.      “Pendidikan non formal mungkin lebih efektif dan efisien untuk bidang-bidang pelajaran tertentu”. Bersifat efektif oleh karena “program pendidikan non formal bisa spesifik sesuai dengan kebutuhan dan tidak memerlukan syarat-syarat (guru, metode, fasilitas lain) secara ketat.
3.      Pendidikan non foral bersifat qiuck yielding artinya dalam waktu yang singkat dapat digunakan untuk melatih tenaga kerja yang dibutuhkan, terutama untuk memperoleh tenaga yang memiliki kecakapan.
4.      Pendidikan non formal sangat instrumental “artinya pendidikan yang bersangkutan bersifat luwes, mudah dan murah serta dapat menghasilkan dalam waktu yang relatif singkat.
2.1.1        Syarat- syarat Pendidikan Non Formal:
1.      Pendidikan non formal harus jelas tujuannya
Tujuan ini harus merupakan sesuatu yang dirasakan manfaatnya oleh peserta. Hal ini tentu saja tujuan mendapatkan dukungan dari nilai-nilai, aspirasi dan kebutuhan masyarakat sebagai peserta.
2.      Ditinjau dari segi masyarakat, program pendidikan non formal harus menarik (appealing) baik hasil yang akan dicapai maupun cara-cara melaksanakannya.
Appealing ini sangat diperlukan karena di dalam pendidikan non formal harus memperoleh dukungan daripada masyarakat serta partisipasi aktif masyarakat. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan karena dalam pelaksanaan pendidikan non formal pun perlu pasilitas dan pembiayaan.
3.      Adanya integrasi pendidikan non formal dengan program-program pembangunan dalam masyarakat.
Pengalaman menunjukkan bahwa sesuatu program pendidikan tidak akan berhasil kalau tidak berkaitan dengan kegiatan bangunan di daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebelum diadakan perencanaan pendidikan non formal disusun, maka hendaknya program disusun.
4.      Organisasi kesenian, kursus-kursus kesenian, penataran pembinaan kesenian.
5.      Kegiatan lain-lain
·         Pembinaan pada nara pidana
·         Siaran pedesaan
2.2  KONSEP PKBM
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan prakarsa pembelajaran masyarakat yang didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat. PKBM adalah suatu institusi yang berbasis masyarakat (Community Based Institution). Terminologi PKBM dari masyarakat, berarti bahwa pendirian PKBM merupakan inisiatif dari masyarakat itu sendiri. Keinginan itu datang dari suatu kesadaran akan pentingnya peningkatan mutu kehidupan melalui suatu proses transformasional dan pembelajaran. Inisiatif ini dapat dihasilkan oleh suatu proses sosialisasi akan pentingnya PKBM sebagai wadah pemberdayaan masyarakat kepada beberapa anggota atau tokoh masyarakat setempat oleh pihak pemerintah ataupun oleh pihak lain di luar komunitas tersebut. Oleh masyarakat, berarti bahwa penyelenggaraan, pengembangan, dan keberlanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tanggung jawab masyarakat itu sendiri. Ini juga bermakna adanya semangat kebersamaan, kemandirian, dan kegotongroyongan dalam pengelolaan PKBM serta penyelenggaraan berbagai program pendidikan masyarakat pada lembaga tersebut. Untuk masyarakat, berarti bahwa keberadaan PKBM sepenuhnya untuk kemajuan dan keberdayaan kehidupan masyarakat tempat lembaga tersebut berada. Eksistensi lembaga didasarkan pada pemilihan program-program yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan atau pemberdayaan masyarakat. Hal ini tidak menutup kemungkinan anggota masyarakat di luar komunitas tersebut ikut serta dalam berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM. Masyarakat bertindak sekaligus sebagai subjek dan objek dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM.
2.2.1        Komponen PKBM
a. Komunitas Binaan/Sasaran
Setiap PKBM memiliki komunitas yang menjadi tujuan atau sasaran pengembangannya. Komunitas ini dapat dibatasi oleh wilayah geografis tertentu ataupun komunitas dengan permasalahan dan kondisi sosial serta ekonomi tertentu.
b. Peserta Didik
Peserta didik adalah bagian dari komunitas binaan atau dari komunitas lainnya yang dengan kesadaran yang tinggi mengikuti satu atau lebih program pembelajaran yang ada di lembaga.
c. Pendidik/Tutor/Instruktur/Narasumber Teknis
Pendidik/tutor/instruktur/narasumber teknis adalah sebagian dari warga komunitas tersebut ataupun dari luar yang bertanggung jawab langsung atas proses pembelajaran atau pemberdayaan masyarakat di lembaga.
d. Penyelenggara dan Pengelola
Penyelenggara PKBM adalah sekelompok warga masyarakat setempat yang dipilih oleh komunitas yang mempunyai tanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan program di PKBM serta bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan program dan harta kekayaan lembaga. Pengelola program/kegiatan adalah mereka yang ditunjuk melaksanakan kegiatan teknis/operasional program tertentu yang ada di PKBM.
e. Mitra PKBM
Mitra PKBM adalah pihak-pihak dari luar komunitas maupun lembaga-lembaga yang memiliki agen atau perwakilan atau aktivitas atau kepentingan atau kegiatan dalam komunitas tersebut yang dengan suatu kesadaran dan kerelaan telah turut berpartisipasi dan berkontribusi bagi keberlangsungan dan pengembangan suatu PKBM.
2.3  PROGRAM PAKET C
Program Paket C merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat usia sekolah dan usia dewasa yang karena berbagai keterbatasan tidak melanjutkan pendidikan formal. Paket C murni integrasi vokasi sistem terbuka adalah program pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA yang mengintegrasikan pembelajaran akademik dan pembelajaran ketrampilan siap kerja dengan pola pembelajaran yang disesuaikan dengan potensi,
karakteristik masing-masing warga belajar. Pada program Paket C juga terdapat pemberian materi yang disampaikan oleh tutor baik langsung atau menggunakan media pembelajaran. Media merupakan komponen masukan yang dapat membantu pelaksanaan proses pembelajaran pelatihan. Media pembelajaran dapat berupa sumber, alat, bahan yang di perlukan untuk kegiatan belajar ( Tri Joko Raharjo dalam Ashari Duri, 2005:12).











BAB III
PEMBAHASAN
3.1  DESKRIPSI DATA
3.1.1   Profil PKBM Sumber Ilmu
NILEM                                   : 35.1.24.1.1.0009
Nama Lembaga                       : PKBM. Sumber Ilmu
Alamat Lembaga                     : Jl. Raya Kepadangan No. 99
RT/RW                        : 06/02
Kelurahan                    : Kepadangan
Kecamatan                  : Tulangan
Kabupaten/Kota          : Kabupaten Sidoarjo
Propinsi                       : Jawa Timur
Kode Pos                    : 61273
No Telp                       : 031-70406447
Faximile                      : 031-8850114
URL/Website              : -
Email                           : -
Penanggung Jawab     : TANGGUNG JAWAB, S.KOM, S.PD, M.PD
Jenis Kelamin              : Laki-laki
No. KTP                      : 3515092606790006
Pendidikan Terakhir    : Master (S2)
3.1.2   Basis Program                      
1.      Kewirausahaan
2.      Perdagangan
3.      Keagamaan
3.1.3   Status Lembaga
Kepemilikan                : Yayasan/Orang. Masyarakat
Tahun Berdiri              : 2002
Nama Notaris              : MUHAMMAD SUYITNO, SH, M.Kn
No. Akte Notaris        : 04
Tanggal Akte              : 25 May 2007
NPWP                         : 02.638.078.2-603.000
3.1.4   Perijinan Lembaga
Nomor Ijin Operasional          : 421.9/001/404.3.1/2009
Tanggal                                   : 04 Januari 2010
Instansi Pemberi Ijin               : DINAS PENDIDIKAN KAB. SIDOARJO
3.1.5   Wilayah Geografis
Pedesaan
3.1.6   Jenis Program Lembaga
1.      Kelompok Bermain/Play Group (KB)
2.      Pendidikan Keaksaraan
3.      Pendidikan Kesetaraan Paket Paket A
4.      Pendidikan Kesetaraan Paket Paket B
5.      Pendidikan Kesetaraan Paket Paket C
6.      Kursus komputer
7.      Taman Bacaan Masyarakat
8.      Universitas Terbuka UPBJJ SURABAYA
3.1.7   VISI  PKBM SUMBER ILMU:
TERWUJUDNYA PKBM YANG HANDAL KUAT, KOMPETITIF, DAN MAMPU MENCETAK HASIL KELULUSAN YANG CERDAS TERAMPIL MANDIRI PRODUKTIF SERTA DAPAT HIDUP HARMONIS.
3.1.8   MISI PKBM SUMBER ILMU
1.      Meningkatkan iman dan taqwa warga belajar
2.      Memberi bekal kemandirian kepada warga belajar
3.      Selalu aktif mencari terobosan-terobosan dalam kualitas pembelajaran.
4.      Mengedepankan kualitas dari pada kuantitas
3.1.9   TUJUAN PKBM SUMBER ILMU
1.      Ikut aktif berperan dalam penyelenggaraan pendidikan
2.      Membentuk SDM yang siap di dunia kerja
3.      Memperluas kesempatan belajar bagi masyarakat


3.1.10    Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan di PKBM SUMBER ILMU Kecamatan Tulangan Pada hari Minggu, 03 Mei 2015 kami dapat memaparkan data yang kami peroleh sebagai berikut :
PKBM SUMBER ILMU ini terbentuk atas anjuran dari Dinas Pendidikan KAB. Sidoarjo dimana pada setiap kecamatan harus memiliki lembaga pendidikan non formal binaan, setelah ada anjuran atau intruksi tersebut UPTD Kecamatan Tulangan  melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya keberadaan lembaga non formal sejenis PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat).
PKBM itu lembaga pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan dan melayani peserta didik yang drop out dari SD sampai SMA , atau peserta didik yg tidak bisa melanjutkan ke jenjang selanjutnya contoh SD  yang  tidak mau melanjutkan ke SD-SMP, SMP-SMA dengan alasan keterbatasan ekonomi, drop out karena “kecelakaan” seperti hamil pra nikah tidak boleh sekolah di formal dan pendidikan non formal sebagai wadah siswa tersebut, sesuai dengan visi dan misi lpendidikan non formal yaitu sebagai penyelenggara melayani dan juga sekaligus sebagai penambah, pengganti, pelengkap pendidikan formal. Melayani pendidikan yang tidak mungkin tertampung di pendidikan non formal.
PKBM SUMBER ILMU didirikan tahun 2002 oleh tokoh setempat, yang memelopori adalah Desa Kematren. PKBM ini telah berganti pimpinan sebanyak tiga kali. Pertama dipimpin oleh pak sofan Hadi selama 2 kali periode, lalu digantikan oleh Bapak Muzaini, S.Pd selama 2 periode, saat ini ketuanya adalah Bapak Taufiqurrahman.
Awal mula masyarakat mengenal PKBM SUMBER ILMU ini adalah dari adanya kegiatan sosialisasi dari mulut ke mulut karena merupakan satu-satunya lembaga pendidikan non formal binaan di kecamatan Tulangan. Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui kepala sekolah SD saat ada rapat dinas, kepada kepala desa saat ada rapat dinas di kecamatan pertemuan khusus untuk kepala desa setiap 1 bulan sekali, ada paguyuban kepala desa merupakan kesempatan untuk bersosialisasi barang kali ada tetangganya,keluarganya, sanak familinya yang belum memiliki ijazah yang tidak mungkin bersekolah di sekolah formal ada lembaga yang khusus menangani peserta didik yang tidak mungkin bersekolah di sekolah formal. Misalnya usianya sudah tua, padahal banyak bapak-bapak dan ibu-ibu yang bukan dalam usia sekolah membutuhkan ijazah misalnya ingin mencalonkan kepala desa, ingin mencalonkan jadi perangkat desa yang notabennya ijazahnya sama dan dilindungi oleh undang-undang.
Tutor diambilkan dari lingkungan dimana pembelajaran itu berada, misalnya PKBM ini wilayahnya 1 kecamatan kebetulan di Tulangan ini hanya 1 PKBM yang sudah mencakup sewilayah tulangan. Karena luasnya ada 20 desa teknik kita untuk melayani masyarakat yang lemah secara ekonomi, secara umur sosialisasinya ada ketua, coordinator, coordinator lembaga, coordinator lapangan. Tugas coordinator lapangan adalah mengkoordinir sasaran warga belajar di lapangan. dimana banyak warga belajar yang menyelenggarakan pembelajaran tutor yang datang namun tidak menutup kemungkinan tutor diambilkan dari warga sekitar dengan pertimbangan supaya bisa membantu kelancaran barangkali teman-teman sebagai warga belajar mengalami hambatan seperti yang malas belajar dan sering tidak datang.
Terkadang kejar paket itu dipandang sebelah mata, memang masyarakat Indonesia tidak mau belajar kalau tidak butuh, misalnya kalau mau mencalonkan kepala desa, dan perangkat desa  baru mencari ijazah. Misalnya ada pendaftaran perangkat desa tidak memiliki ijazah SMA berapapun saya bayar yang penting dapat ijazah padahal Tujuan pemerintah tidak seperti itu tetapi memberikan layanan pendidikan setara dengan ijazah yang diberikan. Tergantung pada kita menyikapinya, jika kita benar-benar melaksakan layanan pendidikan yang sesuai dengan aturan masyarakat akan menilai pembelajaran ada dan kualitasnya bisa dipertanggung jawabkan. Yang dikhawatirkan memang teman-teman menyepelehkan paket C itu yang perlu diluruskan. Program-program disesuaikan dengan kebutuhan dan program-program di PKBM ini akan terus berlanjut karena masyarakat sudah sadar akan pentingnya pendidikan sudah terlanjur menanamkan wajib belajar 9 tahun yang berbeda dengan paradigma lama yang penting bisa membaca, menulis, dan berhitung tetapi sekarang tidak seperti butuh pekerjaan, butuh pengetahuan.
Edaran dari DIKTI Paket C boleh melanjutkan ke perguruan tinggi setara universitas. Namun teman-teman banyak yang kurang percaya diri dan mengatakan bahwa daftar di universitas-universitas di tolak.

3.1.11    Daftar Tutor PKBM Sumber Ilmu
Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo
No
Nama
Tempat,Tanggal Lahir
Bidang Studi
Alamat
1.       
Fadlan Asmadi, S.Pd, M.Pd
Sidoarjo, 06-12-1969
Sosiologi
Tanggulangin
2.       
Baikuni, S.Ag
Sidoarjo,01-04-1952
Pend. Agama Islam
Tulangan
3.       
Drs. M. Sholik
Sidoarjo,01-05-1962
B. Indonesia
Tulangan
4.       
Parwesthi, S.Pd
Sidoarjo,26-06-1979
Geografi IPS
Tulangan
5.       
Suwandi, S.Pd
Surabaya,05-11-1959
IPA
Tulangan
6.       
Taufik Rohman, M.Pd
Sidoarjo,26-06-1979
Ekonomi
Tulangan
7.       
Zaelani, S.Pd
Sidoarjo,08-05-1965
Pkn
Tulangan
8.       
M.Su’ud, S.Pd
Sidoarjo,11-12-1968
Fisika
Tulangan
9.       
Drs. Yusuf
Sidoarjo,15-12-1963
Matematika
Tulangan
10.   
Agung Budiman, S.Pd
Sidoarjo,03-06-1973
B. Inggris
Tulangan
11.   
Zainul Abidin, S.Kom
Sidoarjo,01-08-1983
Life Skill Komputer
Tulangan
12.   
Dwi Nurmalasari, S.Pd
Sidoarjo,06-12-1969
Keterampilan
Tulangan
13.   
Siti Munawaro, S.Pd.I
Sidoarjo,29-11-1969
P. Agama
Tulangan
14.   
Putri Anggarwati RC
Sidoarjo,17-06-1993
Administrasi
Tulangan
15.   
Jum Jum Juhanah
Sidoarjo,15-03-1970
Administrasi
Tulangan





3.1.12    STRUKTUR ORGANISASI PKBM “SUMBER ILMU” KECAMATAN TULANGAN

PELINDUNG
KACABDIN
 



KOORDINATOR PROG.PAUD
Hj. ULIPAH, S.Pd

PENGELOLA
KBU/MAGANG
DWI NURMILAWATI, S.Pd

PENGELOLA UNIVERSITAS TERBUKA POKJAR TULANGAN
ROHMAN M.Pd

PENGELOLA TBM
SUWANDI, S.Pd

KOORDINATOR PROG.KF
SRI ENDAH, S.Pd

PENGELOLA KURSUS/LIFE SKILL
Zaenal Abidin, S.Kom

KOORDINATOR PROG. KESETARAAN
Baikuni S.Ag
PAKET A SETARA SD
PAKET B SETARA SMP
PAKET C SETARA SMA

SEKRETARIS
FADLAN ASMADI, M.Pd

BENDAHARA I
ISDA NUR’AINI
BENDAHARA II
SUNARSIH

KETUA
TAUFIQ ROHMAN, M.Pd
                                                                                                                                                                                                                                                                                  

PENASEHAT
PENILIK/TLD

TUTOR

 


3.2    TEMUAN DATA
Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan temuan yang peniliti peroleh dari Program Paket C PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo bahwasannya lulusan dari Program Paket C yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi mengalami kesulitan untuk mendaftar ke perguruan tinggi yang ada di karenakan lulusannya tidak percaya diri akibat penolakan saat mendaftar di Universitas pada umumnya. Meskipun dengan adanya surat edaran dari dikti yang memperbolehkan lulusan dari Program Paket C bisa malnjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau di perguruaan tinggi. Namun pada kenyataannya seperti yang sudah dijelaskan diawal. Untuk memenuhi kebutuhan akan lulusan Program Paket C maka PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo menyelenggarakan Universitas Terbuka (UT) dengan bekerjasama dengan UPBJJ(Unit Pendidikan Belajar Jarak Jauh) Surabaya.
Universitas Terbuka ini sebagai wujud dari kebutuhan akan lulusan Program Paket C yang ingin melanjutkan ke Perguruan tinggi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa PKBM Sumber Ilmu ini menerakan konsep pendidikan sepanjang Hayat atau pendidikan seumur hidup (Long Life Education). Hal tersebut dapat terjadi karena pada PKBM Sumber Ilmu ini telah menyelenggarakan program dari Pendidikan Anak Usia dini (PAUD) sampai ke pendidikan tinggi dan juga program-program keterampilan yang menunjang bagi kehidupan masyarakat sumber ilmu.
3.3    PEMBAHASAN
3.3.1   Perencanaan kegiatan Program Paket C di PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo
Pada awalnya PKBM Sumber Ilmu mengadakan suatu program berdasarkan kebutuhan dari masyarakat akan pentingnya pendidikan. PKBM Sumber Ilmu ini kemudian mencari tau atau menelusuri kebutuhan pendidikan warga belajar yang berada di lokasi kab. Sidoarjo melalui koordinator lapangan Setelah diketahui bahwa yang dibutuhkan oleh masyarakat terutama warga belajar adalah program paket c, maka PKBM Sumber Ilmu mengajukan proposal mengenai warga belajar yang ingin mengenyam pendidikan setara dengan SMA atau Program Paket C ke Dinas Pendidikan yang terkait. Setelah itu dari dinas keluar surat keputusan mengenai pelaksanaan program paket c maka pelaksanaan untuk program kejar paketpun dapat dilaksanakan.
3.3.2   Pengorganisasian di PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo

3.3.3   Pengelolaan Program paket C di PKBM Sumber Ilmu

3.3.4   Keluaran yang dihasilkan oleh Program paket C di PKBM Sumber Ilmu
Lulusan yang dihasilkan dari program paket c di PKBM Sumber Ilmu yaitu dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, menjadi seorang perangkat desa, menjadi seorang kepala desa.
3.3.5   Pengembangan Program Paket C di PKBM Sumber Ilmu
Memberikan pelayanan sebaik mungkin agar warga belajar tidak pindah ke PKBM yang lainnya
3.4    POLA MANAJEMEN YANG DITERAPKAN

      Warga belajar  yang sudah tidak memasuki usia sekolah dan warga belajar  memiliki masalah dengan pendidikan Formalnya seperti putus sekolah dengan berbagai alasan: tingkat ekonomi yang rendah, hamil pra nikah dll

        Perencanaan
        Pengorganisasian
        Pelaksanaan
        Pengawasan
        Pengembangan

      Warga belajar yang mampu bersaing di masyarakat: melanjutkan di perguruan tinggi, menjadi perangkat desa, menjadi kepala desa.       
 











BAB IV
PENUTUP
4.1  SIMPULAN
Program paket c di PKBM Sumber Ilmu sudah memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat akan pentingnya pendidikan. Hal tersebut dikarenakan program paket c selalu diadakan setiap tahun. Selain itu, dengan adanya program paket c maka tingkat pendidikan masyarakat dirasa sudah memenuhi standar yang berlaku.
4.2  SARAN
1.      PKBM Sumber Ilmu sebaiknya mencatat outcome setiap warga belajar



DAFTAR RUJUKAN
Sudiapermana, Elih. 2013. Pendidikan Nonformal dan Informal. Bandung: Edukasia Press
Joesoef, Soelaiman. 1992. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Ashari, Duri. 2013. Model Pembelajaran Warga Belajar Kejar Paket C Di Tinjau Dari Prestasi Belajar Di Sanggar Kegiatan Belajar Gunungpati Kota Semarang. Skripsi diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata I untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Jurusan pendidikan luar sekolah, Fakultas ilmu pendidikan, Universitas negeri semarang, 2013. Dalam http://lib.unnes.ac.id/17162/1/1201408041.pdf (Online) , Diakses pada tanggal 7 Mei 2015.



LAMPIRAN
Penyiapan surat-surat untuk observasi               Menuju Tempat observasi “PKBM Sumber Ilmu”
UPTD Kecamatan Tulangan                                                                                                  


No comments:

Post a Comment