BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat untuk mengambil sebuah
keputusan. Evaluasi di gunakan untuk pengambilan keputusan yang berguna untuk
menjadikan suatu program maupun pekerjaan menjadi lebih baik ( Arikunto,
Suharsini 2014 : 4 ).
Arikunto, suharsini (Stufflebeam 1971:2,) menyatakan
bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan pemberian
informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan dalam menentukan
alternatif keputusan. Sedangkan evaluasi
program adalah langkah awal dari supervisi,yaitu pengumpulan data yang tepat
agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula (Suharsini,
arikunto 2014 : 29 )
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina agar
mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan
diperlukan pembinaan secara berkoordinasi dan terarah. Dengan Demikian siswa
diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal sehingga tercapainya
tujuan pendidikan.
Dalam
pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi
menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat
meningkatkan kemampuan, keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih maju. Salah
satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan
yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada
kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
Kegiatan-kegiatan
siswa di sekolah khususnya kegiatan ko/ekstrakurikuler
merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain
di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum. Kegiatan
terkoordinasi di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program
yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler dibimbing
oleh guru, sehingga waktu pelaksanaan berjalan dengan baik.
Melalui
kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran
yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang
dimiliki. Salah satu ciri kegiatan ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya,
hampir semua minat remaja dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan
ekstrakurikuler. Pada pembahasan kali ini akan mengacu pada minat peserta didik
terhadap kegiatan ekstrakulikuler, pelaksanaan ekstrakulikuler, dan kondisi
ekstrakulikuler di sekolah
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana minat peserta didik terhadap kegiatan
ekstrakulikuler di SMP SHAFTA SURABAYA?
2.
Bagaimana pelaksanaan ekstrakulikuler di SMP SHAFTA
SURABAYA?
3.
Bagaimana kondisi ekstrakulikuler di SMP SHAFTA
SURABAYA
C.
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui minat peserta didik terhadap kegiatan
ekstrakulikuler di SMP SHAFTA SURABAYA
2.
Mengetahui pelaksanaan ekstrakulikuler di SMP SHAFTA
SURABAYA
3.
Menjelaskan kondisi ekstrakulikuler di SMP SHAFTA
SURABAYA
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Teori Evaluasi Program
1.
Teori Evaluasi dan Program
Ada beberapa pengertian evaluasi
yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan oleh Scriven yang
dikutip oleh Fitzpatrick, Sanders dan Worthen menyatakan bahwa “evaluation
as judging the worth or merit of something”. Berdasarkan definisi
dari Scriven ini selanjutnya Fitzpatrick, Sanders dan Worthen mempertegas
bahwa evaluasi adalah mendeterminasi manfaat atau nilai dari suatu objek
evaluasi. Secara lebih luas evaluasi dapat didefinisikan sebagai mengidentifikasi,
mengklarifikasi dan menerapkan sejumlah kriteria untuk mendeterminasi obyek
yang dievaluasi.
Tayibnapis dengan mengutip pendapat Tyler menyatakan
bahwa evaluasi merupakan proses untuk menentukan sampai sejauhmana
kemampuan yang dapat dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian
dijelaskan pula bahwa evaluasi dilakukan melalui pengukuran dan penilaian yang
merupakan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan sistem
pembelajaran secara keseluruhan.
Brinkerhoff sebagaimana dikutip oleh Widoyoko, menyatakan
bahwa evaluasi merupakan suatu proses menentukan sejauhmana tujuan pendidikan
dapat dicapai. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa ada tujuh elemen yang
harus dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi. Tujuh elemen tersebut meliputi:
1) penentuan fokus yang akan dievaluasi.
2) penyusunan desain evaluasi.
3) pengumpulan informasi.
4) analisis dan interpretasi informasi.
5) pembuatan laporan.
6) pengelolaan evaluasi dan
7) evaluasi untuk evaluasi.
joint
commitee ini,
Stufflebeam dan Shinkfield memberikan definisi evaluasi sebagai
penilaian tentang suatu obyek secara sistematik dan fokus. Namun kemudian
mereka menambahkan bahwa harus ada batasan dan kriteria umum yang
penting untuk bahan pertimbangan ketika menilai program.
Djaali menyatakan bahwa evaluasi dapat juga diartikan sebagai proses
menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang ditetapkan sebelumnya,
yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang
dievaluasi. Sebagai contoh evaluasi proyek, kriterianya adalah tujuan dari
pembangunan proyek tersebut, apakah tercapai atau tidak, apakah sesuai dengan
rencana atau tidak, jika tidak mengapa dan langkah-langkah apa yang akan
ditempuh selanjutnya. Demikian pula Arikunto menyatakan bahwa evaluasi adalah
kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu dan kemudian
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat ketika
mengambil keputusan.
Program dapat juga diartikan sebagai sejumlah sarana hubungan yang didesain
dan diimplementasikan sesuai dengan tujuan. Sedang program menurut Joan L.
Herman sebagaimana dikutip oleh Tayibnapis adalah segala sesuatu yang
dilakukan oleh seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.
Arikunto menyatakan ada dua pengertian dari program, yakni secara umum dan
khusus. Secara umum program dapat diartikan sebagai rencana, seperti rencana
seseorang setelah lulus ujian, apakah kemudian bekerja atau melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Secara khusus program yang
dikaitkan dengan evaluasi, didefinisikan Arikunto sebagai suatu unit atau
kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu
kebijakan, berlangsung secara berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi
yang melibatkan sekelompok orang. Selanjutnya evaluasi program dapat
didefinisikan sebagai sebuah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing
komponennya.
Sementara menurut Tayibnapis, evaluasi
suatu program berarti mengumpulkan informasi secara teratur (sistematik)
tentang bagaimana program itu berjalan, dampak yang mungkin terjadi atau untuk
menjawab pertanyaan yang diminati. Selanjutnya Stake sebagaimana dikutip oleh
Tayibnapis mengatakan bahwa, menilai atau mengevaluasi suatu program berarti
melakukan perbandingan secara relatif program tersebut dengan program lain atau
melakukan perbandingan absolut suatu program dengan standar tertentu. Stake
juga menekankan bahwa ada dua kegiatan atau proses dalam evaluasi program yang
terbagi menjadi kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian
informasi yang selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
dan penyusunan program berikutnya
2.
Model Evaluasi
Program
Untuk memudahkan pengembangan sebuah evaluasi diperlukan
pengetahuan tentang model-model evaluasi khususnya dalam bidang pendidikan agar
diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Good seperti dikutip
Sukardi mendifinisikan model sebagai sesuatu yang membantu dalam pemahaman
struktur atau proses yang digunakan oleh ahli ketika menerangkan fenomena yang
dipelajari. Selanjutnya Sukardi memberi batasan bahwa model atau paradigma
adalah struktur sejenis yang berfungsi sebagai penyederhana konsep yang
digunakan untuk menjelaskan fenomena yang dipelajari. Dikatakan pula sedikitnya
saat ini ada lima model evaluasi yang dapat digunakan sebagai acuan, yakni:
model Tyler, sumatif-formatif, Countenance, CIPP, dan Connaisance.
Menurut Arikunto,2014 model atau desain
evaluasi program dikatagorikan berdasarkan pada para ahli yang menemukan dan
mengembangkannya serta ada juga yang diberi sebutan sesuai dengan sifat
kerjanya. Ada beberapa ahli evaluasi yang dikenal sebagai penemu model evaluasi
program, antara lain: Stufflebeam, Michael Scriven, Metfessel, Robert Stake dan
Glaser. Menurut Stephen Isaac, ada empat pendekatan yang digunakan untuk
membedakan ragam evaluasi program, yakni evaluasi program yang berorientasi
pada:
1) tujuan atau goal oriented.
2)
keputusan atau decision
oriented.
3) kegiatan dan orang-orang yang
menanganinya atau transaction oriented.dan
4) pengaruh dan dampak program atau research
oriented.
Selanjutnya Kaufman dan Thomas membagi model evaluasi
program menjadi delapan yaitu:
1) Goal-Oriented Evaluation Models yang dikembangkan oleh Tayler.
2) Goal–Free Evaluation yang dikembangkan Scriven,
3) Formative–Sumative Models oleh Scriven,
4) Countenance Evaluation Models oleh Stake,
5) Responsif Evaluation oleh Stake,
6) CSE-UCLA Models (Center for the Study of Evaluation) oleh Alkin,
7) CIPP Evaluation Models oleh Stufflebeam, dan
8) Descrepancy Models oleh Provus.
Fitzpatrick mengklasifikasikan model
evaluasi berdasarkan beberapa pendekatan, yakni: 1) Tujuan, 2) Manajemen, 3)
Konsumen, 4) Keahlian, dan, 6) Partisipan. Pendekatan evaluasi yang
berorientasi pada tujuan, memperhatikan pencapaian tujuan dalam suatu program.
Evaluasi dilakukan untuk mengukur efektivitas program dengan mengacu pada tujuan
sebagai standar. Pendekatan evaluasi yang berorientasi pada manajemen,
ditujukan untuk identifikasi dan pengumpulan informasi yang dibutuhkan oleh
manajer dalam pengambilan keputusan. Pendekatan evaluasi yang berorientasi pada
keahlian sangat bergantung pada penerapan suatu keahlian secara profesional
untuk memutuskan apakah pendidikan yang diupayakan berkualitas atau tidak.
Selanjutnya pendekatan evaluasi partisipan memusatkan perhatian pada penentuan
nilai-nilai, kriteria, kebutuhan dan data evaluasi.
Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
pendekatan yang digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Pendekatan tersebut
antara lain berdasarkan: 1) tujuan atau goal oriented, 2)
keputusan / manajemen atau decision oriented, 3) kegiatan dan
orang-orang yang menanganinya atau transaction oriented, dan 4) pengaruh
dan dampak program atau research oriented. Model atau disain evaluasi program
yang dapat digunakan dalam evaluasi pendidikan, antara lain, model: CIPP, UCLA,
Scriven, countenance Stake, responsive Stake, dan Descrepancy.
B.
Konsep Evaluasi Program
1.
Pengertian
Program dan Evaluasi Program
Program adalah suatu rencana yang
melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan dan rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Evaluasi adalah
kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat
dalam mengambil keputusan.
Evaluasi program adalah suatu unit
atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi
tentang realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan,
berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu
organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan.
2.
Kaitan
antara Penelitian dengan Evaluasi program
Pada kegiatan
penelitian peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu
kemudian dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana
(evaluator) ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai
hasil pelaksanaan program, setelah data terkumpul dibandingkan dengan kriteria
atau standar tertentu.
Pada kegiatan
penelitian, peneliti dituntun oleh rumusan masalah, sedangkan dalam evaluasi
program, pelaksana (evaluator) ingin mengatahui tingkat ketercapaian program,
dan apabila tujuan belum tercapai pelaksana (evaluator) ingin mengetahui letak
kekurangan dan sebabnya. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindak lanjut atau
keputusan yang akan diambil.
3.
Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program
Ciri dan
persyaratan evaluasi program mengacu pada kaidah yang berlaku, dilakukan secara
sistematis, teridentrifikasi penentu keberhasilan dan kebelumberhasilan
program, menggunakan tolok ukur baku, dan hasil evaluasi dapat digunakan
sebagai tindak lanjut atau pengambilan keputusan.
4.
Komponen,
Subkomponen, dan Indikator Program
Program merupakan satu
kesatuan dari beberapa bagian atau komponen yang saling berkait untuk mencapai
tujuan yang ditentukan oleh sistem tersebut. Komponen tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing komponen terdiri
atas beberapa subkomponen dan masing-masng subkomponen terdapat beberapa
indikator.
Dalam kegiatan evaluasi program, indikator merupakan
petunjuk untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu kegiatan.
Perlu diketahui bahwa ketidakberhasilan suatu kegiatan dapat juga dipengaruhi
oleh komponen atau subkomponen yang lain.
5.
Tujuan
Evaluasi Program
Evaluasi program bertujuan untuk
mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan. Selanjutnya,
hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan
tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya.
6.
Manfaat
Evaluasi Program
Evaluasi sama artinya
dengan kegiatan supervisi. Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk
mengambil keputusan atau melakukan tindak lanjut dari program yang telah
dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi program dapat berupa penghentian program,
merevisi program, melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.
C.
Ekstrakurikuler
Depdikbud (1994)
ekstrakulikuler merupakan
kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam
susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan
ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan atau kegiatan perbaikan yang
berkaitan dengan program kurikuler. Program
pencapaian tujuan pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan di luar jam
pelajaran (tatap muka), bisa pagi atau sore hari; malam hari atau waktu liburan. Kegiatannya
berupa pengayaan dan kegiatan perbaikan yang mendukung program kurikuler dan
kokurikuler. Kegiatan
integral dari keseluruhan program pendidikan/kurikulum sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan sekolah. Bermaksud
mengembangkan salah satu bidang yang diminati oleh sekelompok siswa (peserta
didik), seperti oleh raga, kesenian, macam keterampilan dan kepramukaan. Lebih memantapkan pengembangan
dalam kemampuan kepribadian siswa dan mengaitkan pengetahuan yang diperoleh
dalam program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.
a. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler
1.
Mengembangkan seluruh ranah kemampuan siswa secara
komprehensif dan seimbang. Kegiatan belajar siswa di sekolah saat ini
menekankan pada pengembangan fungsi otak sebelah kiri, yakni persepsi, kognisi,
hal-hal yang logis, sekuensial dan rasional. Pengembangan fungsi otak sebelah
kanan yang bersifat holistik, imajinatif dan kreatif kanan kurang mendapat
perhatian. Akibatnya pengembangan aspek afeksi dan psikomotorik menjadi
terabaikan. Bobi DePorter dan Mike Hernacki (1999) menyarankan untuk
keseimbangan pengembangan fungsi kedua belahan otak itu hendaklah diusahakan
cara belajar global (global learning).
2.
Mendorong rasa betah, gairah dan pencapaian prestasi
belajar di sekolah.
3.
Mengembangkan bakat dan minat siswa menuju
pembentukan integritas pribadi yang kuat dan produktif.
4.
Mengisi waktu luang agar efektif dan bermanfaat;
bandingkan kegiatan belajar/ekstrakurikuler yang berlangsung pada sekolah
dengan paruh waktu (part time), penuh waktu (full day) dan
sepanjang waktu (berasrama/boarding system)!
5.
Memelihara nilai-nilai luhur budaya kehidupan bangsa
yang relijius, berperadaban untuk saling menghormati, menjunjung tinggi rasa
persatuan, musyawarah dan memupuk sikap berkeadilan.
6.
Secara langsung atau tidak langsung merespon
masalah-masalah: Kehidupan sosial yang terkoyak. Pendidikan dan kebosanan
belajar di sekolah. Kenakalan, kekerasan dan kejahatan yang mungkin terjadi di kalangan para siswa.
b.
Lingkup Kegiatan Ekstrakulikuler:
1.
Pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran
siswa
2.
Pengembangan keterampilan melalui hobi dan minat
siswa
3.
Pengembangan sikap yang menunjang program kurikuler
dan kokurikuler.
c.
Jenis Kegiatan
Ekstrakulikuler
Variasi kegiatan ekstrakurikuler
ditentukan oleh kemampuan guru, siswa, kemampuan dan kebijakan sekolah serta
kondisi lingkungan sekolah. Amir Daien, membedakan kegiatan:
1.
Rutin: terus-menerus, seperti latihan bola voly,
latihan silat dan seterusnya.
2.
Periodik: pada waktu-waktu tertentu, seperti lintas
alam, kemping, pertandingan olah raga, dan seterusnya.
Prof. Dr. Oteng Sutisna, M.Sc.
menjelaskan kegiatan yang bertumpu pada organisasi siswa, yaitu:
1.
Organisasi siswa tingkat sekolah.
2.
Organisasi siswa kelas.
3.
Organisasi siswa tingkat-tingkat kelas.
Antara lain:
1.
Atletik
2.
Olah raga kesehatan
3.
Olah raga prestasi
4.
Kesenian (seni musik, suara, menari, lukis,
kaligrafi, dst.)
5.
Pramuka
6.
Klub-klub kegiatan yang berpusat pada mata pelajaran
7.
Klub-Klub pencinta alam
8.
Klub-klub hobi
9.
Pidato dan drama
10. Publikasi
sekolah
11. Fotografi
12. Kegiatan
organisasi siswa yang disponsori (melalui kerja sama)
BAB
III
PEMBAHASAN
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di
luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari
sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan
agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang
di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi
itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari
ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga,
pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan
dari siswa-siswi itu sendiri.
Peneliti
melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi di SMP SHAFTA Surabaya
pada tanggal 18 Mei 2015, dengan menanyakan tentang bagaimana evaluasi yang
dilakukan oleh pihak sekolah khususnya pada waka Bakat dan Minat mengenai
kegiatan ekstrakurikuler yang di adakan di sekolah SMP SHAFTA. Kegiatan Ekstrakurikuler yang dimiliki oleh SMP tersebut kurang lebih
berjumlah 12 jenis kegiatan. Hal ini sangat membantu pada siswa siswi sendiri
untuk mengembangkat bakat soft skill yang dimiliki dan dapat juga menjadi
sebuah evaluasi diri dari setiap siswa-siswi yang berada di sekolah SMP SHAFTA
sendiri.
Adapun beberapa fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler dapat berfungsi untuk:
1.
Membantu dalam pengembangan minat siswa-siswi di sekolah
2.
Membantu untuk membentuk suatu sifat kepemimpinan dan berlatih dalam
pembentukan karakter
3.
Membantu dalam pengembangan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa-siswi
di sekolah
4.
Membantu mengembangkan rasa sosial dan kemampuan bertanggung jawab peserta
didik.
5.
Membantu dalam mengembangkan
persiapan karir peserta didik yang harus dimulai sejak dini.
Ekstrakurikuler memiliki beberapa manfaat:
1.
Menyalurkan Minat dan Bakat peserta didik pada bidang ekstrakurikuler
2.
Membantu dalam bidang akademis, mendapat nilai tambahan dari kegiatan
ekstrakurikuler
3.
Memberikan pelajaran tambahan yang dapat mengisi waktu luang peserta didik
4.
Membantu dalam menyehatkan badan seperti ekstrakulikuler olahraga futsal,
voli dan lain sebagainya.
Dengan demikian beberapa manfaat dan fungsi kegiatan ekstrakurikuler yang
mampu untuk mengembangkan berbagai hal kemampuan soft skill siswa-siswi
sehingga kemampuan tersebut dapat tersalurkan sesuai dengan keinginan peserta
didiknya. Kegiatan Ekstrakurikuler juga perlu di lakukan evaluasi terhadap
programnya maupun proses kegiatan ekstrakurikuler
A. Temuan Data/ Deskripsi Data
Data penelitian yang
telah dihimpun oleh peneliti adalah melalui kegiatan wawancara, Observasi dan studi dokumentasi.
Data yang dipaparkan mengenai evaluasi
program ekstrakulikuler yang dilakukan oleh SMP SHAFTA Surabaya.
1.
Pengelolaan Ekstrakurikuler SMP SHAFTA
Dalam pengelolaan Ekstrakurikuler, SMP SHAFTA memiliki
kurang lebih 12 ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah diantranya adalah
a.
Olahraga Futsal
b.
Bola Voli
c.
Renang
d.
Seni Tari
e.
Beladiri
f.
Paduan Suara
g.
Marching Band / Band
h.
PMR
i.
Terater
j.
Jurnalistik dan
k.
Pramuka
l.
Tartil Qur’an
Dari
ke 12 ekstrakurikuler di atas dapat dikatakan bahwa sekolah SMP SHAFTA memiliki
banyak kegiatan yang dapat menyalurkan bakat dan minat setiap siswa-siswinya.
Dalam pengelolaan ekstrakulrikuler sekolah memberikan batasan pilihan bagi
peserta didiknya untuk memilih Ekstrakurikuler yakni sebanyak 3 pilihan Ekstra
yang harus di ikuti oleh setiap peserta didiknya. Hal ini dikarenakan untuk
memfokuskan siswa-siswi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang telah di pilih melalui
kuisioner.
2.
Proses Evaluasi yang Dilaksanakan
Dari
narasumber yang telah kita observasi bahwa ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah SMP SHAFTA ini akan
dilakukan Evaluasi selama 3 bulan sekali untuk memperbaiki maupun menambah
kekurangan yang ada baik dari segi materil maupun pedagogik. Pengevaluasian ini
dilakukan dengan cara memanggil Pembina
dari seluruh ekstra kemudian para Pembina tersebut mengemukakan keluhan-keluhan
yang dialami selama proses pembelajaran ekstrakurikuler di lakukan. Hal ini di
lakukan agar semua proses pembelajaran berjalan dengan baik dan memberikan
hasil kontribusi yang baik bagi sekolah maupun kepada siswa-siswinya.
Dalam
Evaluasi program ekstrakurikuler tersebut tidak hanya dari Waka pengurus Bakat
dan Minat saja pihak sekolah juga ikut membantu dalam mengevaluasi program
ekstrakurikuler yang di jalankan seperti para guru wali kelas, dimana wali
kelas disini juga ikut memantau perkembangan siwanya baik dari segi
pembelajaran dikelas sampai kegiatan Ekstrakurikuler. Wali kelas disini
difungsikan untuk turut memberikan saran dan membimbing kepada siswa-siswinya
dalam mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler.
Adapun
juga proses pengevaluasian ini bisa di ketahui sedari para peserta didik masuk
di sekolah SMP SHAFTA dengan membandingkan kuisioner yang telah diberikan oleh
pihak Sekolah kepada para peserta didiknya. Dengan ini peran sekolah membantu
pengevaluasian dengan cara memberikan apa yang dibutuhkan oleh kegiatan
ekstrakurikuler tersebut.
Program
Evaluasi ini dilakukan dengan melibatkan semua pihak sekolah baik waka, wali
kelas dan staf sekolah. Evaluasi sendiri dilakukan untuk memperbaiki hal yang
kurang maupun yang belum tercapai agar kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan
keinginan dan tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan.
3.
Usaha sekolah dalam menarik minat peserta didiknya
Setelah
dilakukan Evaluasi terhadap program Ekstrakurikulernya sekolah berusaha untuk
menarik minat siswa-siswi yang adfa di sekolah SMP SHAFTA dengan berbagai cara diantaranya adalah memberikan Beasiswa
kepada para siswa-siswi yang berprestasi khususnya di bidang bakat dan minat
Ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh pihak sekolah, jika siswa-siswi minimal
Juara 1 tingkat Kota di berikan Kebebasan SPP selama 3 bulan sedangkan jika
siswa-siswi memberikan gelar juara di tingkat Provinsi maka siswa tersebut akan
mendapatkan kebebasan Beasiswa selama 1 semester.
B. Analisis Data
Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga
karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami
dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan
kegiatan penelitian.
Dengan demikian,
teknik analisis data dapat
diartikan sebagai cara melaksanakan analisis
terhadap data, dengan tujuan
mengolah data tersebut
menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan
mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan
dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi,
atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
(statistik).
Teknik analisis data
dalam penelitian, dibagi menjadi dua, yaitu teknik analisis data diskriptif dan
teknik analisis data inferensial. Teknik analisis data penelitian secara
deskriptif dilakukan melalui statistika deskritif, yaitu statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat generalisasi hasil penelitian. Temasuk dalam teknik analisis data
statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram,
persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Sementara itu teknik analisis data inferensial dilakukan dengan
statistik inferensial, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Ciri analisis data inferensial
adalah digunakannya rumus statistik tertentu (misalnya uji t, uji F, dan lain
sebagainya). Hasil dari perhitungan
rumus statistik inilah yang menjadi dasar pembuatan generalisasi dari sampel
bagi populasi. Dengan demikian, statistik inferensial berfungsi untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel bagi populasi. Sesuai dengan fungsi
tersebut maka statistik inferensial cocok untuk penelitian sampel.
Evaluasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas Program ekstrakurikuler
yang dilakukan oleh sekolah SMP SHAFTA. Hal
ini dilakukan dalam rangka mengembangkan program maupun kinerja ekstrakurikuler
yang berada di sebuah lembaga pendidikan, agar pendidikan tersebut mampu
mengembangkan seluruh aspek yang dimiliki oleh setiap peserta didiknya, mulai
dari aspek pedagogis maupun aspek sosialnya. Dengan melakukan penelitian
evaluasi ini diharapkan hasilnya dapat digunakan sebagai masukan bagi Pustekkom
dalam pengambilan keputusan khususnya program ini apakah akan dilanjutkan,
dilanjutkan dengan perbaikan atau dihentikan. Oleh karena itu untuk
mengevaluasi program ini lebih cocok dilakukan dengan menggunakan model
evaluasi yang memiliki pendekatan keputusan. Sesuai dengan program yang akan
dievaluasi maka model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Countenance
Evaluation Models yang dikembangkan oleh Stake.
Dalam kaitannya
temuan data tentang Evaluasi Program
Ekstrakurikuler di SMP SHAFTA Surabaya para staf sekolah dan waka bakat
dan minat menurut peneliti lebih menggunakan metode Countenance Evaluating Models yang mengedepankan tujuan untuk
mengembnagkan sebuah proses kegiatan. SMP sendiri melakukan evaluasi untuk
mengetahui ataupun memperbaiki apa saja yang menjadi kendala dalam pengelolaan
program yang sudah berjalan termasuk salah satunya program kegiatan
Ekstrakurikuler. Sekolah dan Waka Bakat dan Minat bekerja sama dalam menentukan
keputusan apakah program tersebut bisa di lanjutkan ataupun diberhentikan
dengan pengambilan keputusan yang menggunakan model dari Countenance Evaluating Models yang dikembangkan oleh Stake.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Evaluasi Program Ekstrakurikuler yang dilakukan oleh
pihak SMP SHAFTA merupakan langkah yang tepat dalam memperbaiki kendala-kendala
yang terjadi di suatu lembaga pendidikan. Evaluasi ini di tujukan untuk pengambilan keputusan
tentang berlangsungnya sebuah program. Ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMP
SHAFTA ini sudah sesuai dengan kemendikbud tentang peraturan ekstrakurikuler
yang ditetapkan dan sudah mengikuti peraturan kurikulum 2013 yang menetapkan
Pramuka Sebagai Ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti oleh semua siswa-siswi
di sekolah
Sekolah Juga sudah menerapkan Program Evaluasi yang
sangat baik dengan melakukannya rutin selama 3 bulan sekali.
B.
Rekomendasi
Sekolah sudah melakukan kegiatan evaluasi yang baik
dengan mengadakannya selama 3 bulan sekali, tetapi alangkah baiknya bahwa
evaluasi dilakukan secara rutin dengan skala waktu yang singkat, sehingga
sekolah natinya akan mudah untuk melakukan pengambilan keputusan dalam
pemberhentian program maupun kelanjutan program. misalnya dengan mengevaluasi
bersaamaan debgan jalannya suatu program.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2014. Evaluasi
Program Pendidikan (Pedoman Teoritis praktis bagi Mahasiswa dan Paraktis
pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara.
Hasyim, Muttaqien. 2009. Hubungan
antara ekstrakulikuler dengan prestasi belajar siswa. Skripsi diajukan untuk
memenuhi tugas akhir stata satu. https://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/07/12/latar-belakang-skripsihubungan-antara-ekstrakurikuler-dengan-prestasi-belajar/ (online) diakses pada
tanggal 27 April 2015
Permana, Johar. Manajemen ekstrakulikuler. Makalah
diajukan dalam memenuhi tugas jurusan administrasi pendidikan. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/195908141985031-JOHAR_PERMANA/Manajemen_Ekstra_Kurikuler.pdf
(online)
diakses pada tanggal 27 April 2015
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk
Program Pendidikan dan Penelitian (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2008), p. 3.
Djaali dan Puji Mulyono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan
(Jakarta: PT Grasindo, 2008), p.1.
http://samparona.woedpress.com/2013/10/fungsi-dan-tujuan-pelaksanaan-kegiatan.html (online) diakses pada tanggal 19 Mei 2015
Pukul 21.00
No comments:
Post a Comment