Monday, March 21, 2016

Pengelolaan Asrama di Yayasan Podok Pesantren Daarul Muttaqien Surabaya (MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS)

BAB 1
PENDAHULUAN
A.Konteks Penelitian
Sekolah merupakan tempat siswa atau peserta didik mengemban ilmu serta melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam rangka mengembangkan kepribadian, keterampilan serta pengetahuan. Salah satu yang menunjang berlangsungnya kegiatan peserta didik tersebut agar berlangsung secara efektif dan efisien adalah asrama. Asrama merupakan suatu tempat penginapan yang ditujukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya murid-murid sekolah.Alfin Toffler (dalam Kusmintardjo,1993)  memberikan batasan asrama sekolah sebagai berikut: “Asrama adalah

Artikel (Teknik Penulisan Karya Ilmiah)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Diana Tri Lestari
Program Studi Manajemen Pendidikan 
Fakultas Ilmu Pendidikan 
Universitas Negeri Surabaya
dianatrilestari07@gmail.com
1.      Latar Belakang
Perkembangan dunia yang begitu pesatnya membuat sebagian bahkan seluruh orang berubah menjadi pribadi yang cenderung peduli dengan pribadinya masing-masing dengan kata lain pemenuhan kebutuhan akan cenderung semakin meningkat seperti pada teori hierarki kebutuhan manusia Abraham Maslow yang meliputi kebutuhan fisik (Physical needs), kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman (Security and safety), kebutuhan rasa memiliki dan cinta kasih (love and beloging), kebutuhan akan kehormatan diri (respect of self exteem), kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding), kebutuhan akan keindahan dan aktualisasi diri (beauty and self actualization) yang kesemua teori tersebut menyatakan bahwa kebutuhan manusia selalu dinamis dan tidak puas untuk selalu memenuhi keinginan dalam kehidupannya (M. Rahman, 1997: 187-189). Hal tersebut dapat diperkuat dengan gaya hidup yang cenderung hedonisme sehingga cara apapun ditempuh dalam memenuhi sifat dari hedonisme

Sunday, March 20, 2016

Makalah Profesi Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan IPTEK semakin luas. Hal ini berdampak terhadap perubahan dalam kehidupan masyarakat, yang akhirnya berdampak pada kehidupan di sekolah. Salah satu kekuatan dalam pengelolaan sekolah yang berperan dan bertanggung jawab guna menghadapi perubahan yakni kepemimpinan kepala sekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 pasal 12 ayat 1 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan

Laporan Penelitian SMP SHAFTA SBY (Evaluasi Program Pendidikan)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat untuk mengambil sebuah keputusan. Evaluasi di gunakan untuk pengambilan keputusan yang berguna untuk menjadikan suatu program maupun pekerjaan menjadi lebih baik ( Arikunto, Suharsini 2014 : 4 ).  
Arikunto, suharsini (Stufflebeam 1971:2,) menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif  keputusan. Sedangkan evaluasi program adalah langkah awal dari supervisi,yaitu pengumpulan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula (Suharsini, arikunto 2014 : 29 )
Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara berkoordinasi dan terarah. Dengan Demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.
Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih maju. Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler

Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keberhasilan serta kesuksesan suatu pendidikan melibatkan faktor internal dan eksternal, diantara faktor tersebut yaitu lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, keluarga dan masyarakat. Ini berarti mengisyaratkan bahwa orang tua murid/wali murid dan masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, turut memikirkan dan memberikan bantuan baik material maupun moril dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah agar tercapai tujuan pendidikan secara maksimal.
Program Sekolah tentunya tidak dapat berjalan lancar apabila tidak mendapat dukungan masyarakat. Oleh karena itu pemimpin sekolah perlu terus menerus membina hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat. Sekolah perlu banyak memberi informasi kepada masyarakat tentang program-program yang sedang dijalankan, agar masyarakat mengetahui dan memahami program-program apa saja yang sedang berjalan, sehingga apabila

Tuesday, February 16, 2016

Laporan Penelitian PKBM Sumber Ilmu Sidoarjo

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  RASIONAL
Dewasa ini perkembangan dunia yang begitu pesat menjadikan kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat. Namun, pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang masih belum mengenyam pendidikan formalnya, entah hal tersebut dikarenakan rendahnya tingkat ekonomi masyarakat, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan dan juga terjadinya hal-hal insidental yang tidak diharapkan terjadi seperti hamil pranikah. Kebutuhan akan pendidikan sangatlah penting diharapkan dengan adanya masyarakat yang mengenyam pendidikan akan menjadikan suatu negera menjadi negara yang lebih baik.
Pendidikan menurut Ibnu Khaldun (dalam Ariyanto) adalah transformasi nilai-nilai dari pengalaman untuk mempertahankan eksistensi manusia dalam masyarakat yang berkebudayaan serta zaman yang terus berkembang, maka pendidikan sebagai suatu proses untuk mewujudkan suatu masyarakat yang berkebudayaan serta masyarakat yang seutuhnya. Berdasarkan pemaparan Ibnu Khaldun yang mengartikan bahwa maju mundurnya suatu bangsa

Artikel Manajemen Perubahan

PENGUATAN PELAKU PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

Diana Tri Lestari
Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya

Abstract: Actors Strengthening Education and Culture in Improving Quality  Human Resources Of Education. Strengthening educational and cultural actors are human resources needed in the educational process. Strengthening education actors in this case is not only an educator , staff and students , but parents , the public and even artists were also included in the process of education and culture. The author uses the method of literature based on books , journals , six priority program of education and culture Kemendikbud a reference for writers in completing the article. This article aims to review more in the strengthening of the human resources involved in the process of education and culture based Kemendikbud’s Program.
Keyword: Actors, education, culture

Abstrak: Penguatan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia pendidikan. Penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan merupakan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam proses pendidikan. Penguatan pelaku pendidikan dalam hal ini tidak hanya seorang pendidik, tenaga kependidikan dan juga peserta didik, melainkan orang tua, masyarakat bahkan seniman juga turut disertakan dalam proses pendidikan dan kebudayaan. Penulis menggunakan metode kepustakaan berdasar buku, jurnal, Enam program prioritas pendidikan dan kebudayaan Kemendikbud menjadi rujukan bagi penulis dalam menyelesaikan artikel tersebut. Artikel ini bertujuan untuk mengulas lebih dalam mengenai penguatan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan dan kebudayaan berdasarkan program kemendikbud.
Kata kunci: pelaku,  pendidikan, kebudayaan

Bangsa yang hebat berawal dari pelaku pendidikan yang berkualitas. Indonesia merupakan negara berkembang yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia terkenal dengan kebudayaan yang melimpah, karena di Indonesia terdiri dari jajaran pulau-pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke yang menyebabkan Indonesia kaya akan budaya. Oleh karena itu, sebagai generasi pemuda penerus bangsa hendaknya melestarikan budaya yang dimiliki melalui penguatan pelaku pendidikan.
Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak zaman kerajaan dimana aktivitas pendidikan dilaksanakan di surau-surau sampai ke pondok pesantren hingga masa sekarang aktivitas pendidikan dilaksanakan di sekolah-sekolah dengan gedung dan sarana prasarana yang menunjang proses pembelajaran. Perubahan aktivitas pendidikan merupakan kunci

Tuesday, February 9, 2016

Makalah Profesi Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan IPTEK semakin luas. Hal ini berdampak terhadap perubahan dalam kehidupan masyarakat, yang akhirnya berdampak pada kehidupan di sekolah. Salah satu kekuatan dalam pengelolaan sekolah yang berperan dan bertanggung jawab guna menghadapi perubahan yakni kepemimpinan kepala sekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 pasal 12 ayat 1 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan

Makalah Profesi Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan IPTEK semakin luas. Hal ini berdampak terhadap perubahan dalam kehidupan masyarakat, yang akhirnya berdampak pada kehidupan di sekolah. Salah satu kekuatan dalam pengelolaan sekolah yang berperan dan bertanggung jawab guna menghadapi perubahan yakni kepemimpinan kepala sekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 pasal 12 ayat 1 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan

Rangkuman Materi PNF

           Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa fungsi PNF adalah mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap dan kepribadian professional. Dengan kata lain Pendidikan Non Formal merupakan sebuah pendidikan alternatif bagi mereka yang terkendala dalam memperoleh pendidikan jalur formal.
Hal ini sesuai dengan tujuan PLS yang ada dalam PP 73 tahun 1991, yaitu membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan ketingkat atau jenjang yang lebih tinggi serta memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah.
Masalahnya, sampai saat ini keberadaan Pendidikan Non Formal belum banyak dikenal oleh masyarakat. Mengapa bisa terjadi?. padahal petugas Pendidikan Non Formal itu banyak, ada yang namanya Penilik Pendidikan Non Formal, ada Tenaga Lapangan pendidikan masyarakat, ada Tutor, ada Fasilitator Desa Intensif, ada Pamong Belajar. Ditangannyalah banyak program pendidikan non formal yang harus ditebarkan kepada masyarakat yang masih kesulitan mengakses pendidikan formal.
Dengan dukungan dana yang cukup besar, yang