Tuesday, December 3, 2013

MAKALAH KELOMPOK FILSAFAT


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “KEBERADAAN FILSAFAT ABAD MODERN”.

Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu. Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak pihak yang membantu penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada :
1.      Drs. FX. Mas Subagio, selaku dosen mata kuliah Filsafat Ilmu.
2.      Orang tua tersayang yang telah mendidik dan memberikan dorongan moral dan do’a kepada penulis.
3.      Teman-teman kelas MP 2013 A tercinta.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini jauh lebih sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan penyusunan makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi pembacanya. Amin.


  Surabaya, 16 Oktober 2013


Penulis



DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
         Daftar pustaka................................................................................................................................6


Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat Modern. Pada masa ini rasionalisme semakin dipikirkan. Abad Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance. Masa setelah Abad Pertengahan adalah masa Modern. Sekalipun, memang tidak jelas kapan berakhirnya Abad Pertengahan itu. Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas menandai masa Modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani-Romawi.Kebudayaan ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani.
Satu hal yang yang menjadi perhatian pada masa Renaissance ini adalah ketika kita melihat perkembangan pemikirannya. Perkembangan pada masa ini menimbulkan sebuah masa yang amat berperan di dalam dunia filsafat. Inilah yang menjadi awal dari masa modern. Timbulnya ilmu pengetahuan yang modern, berdasarkan metode eksperimental dan matematis.Segala sesuatunya, khususnya di dalam bidang ilmu pengetahuan mengutamakan logika dan empirisme. Aristotelian menguasai seluruh Abad Pertengahan ini melalui hal-hal tersebut.
Pada masa Modern terjadi perkembangan yang pesat pada bidang ekonomi. Dari sudut pandang sosio-ekonomi menjelaskan bahwa individu berhadapan dengan tuntutan-tuntutan baru dan praktis yang harus dijawab berdasarkan kemampuan akal budi yang mereka miliki.Kemampuan ini tanpa harus mengacu kepada otoritas lain, entah itu dari kekuasaan gereja, tuntutan tuan tanah feodal, maupun ajaran muluk-muluk dari para filsuf.
Dari sudut pandang sejarah Filsafat Barat melihat bahwa masa modern merupakan periode dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai bermunculan dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis Barat. Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode, yaitu: zaman Renaissans (Renaissance), zaman Pencerahan Budi (Aufklarung), dan zaman Romantik, khususnya periode Idealisme Jerman.
Rene Descartes merupakan filsuf yang paling terkenal pada masa filsafat modern ini.Rene Descartes (1596-1650) diberi gelar sebagai bapak filsafat modern. Dia adalah seorang filsuf Perancis.Descartes belajar filsafat pada Kolese yang dipimpin Pater-pater Yesuit di desa La Fleche. Descartes menulis sebuah buku yang terkenal, yaitu Discours de la method pada tahun 1637. Bukunya tersebut berisi tentang uraian tentang metode perkembangan intelektual dengan lantang menyatakan bahwa tidak merasa puas dengan filsafat dan ilmu pengetahuan yang menjadi bahan pendidikannya. Dia juga menjelaskan bahwa di dalam dunia ilmiah tidak ada sesuatu pun yang dianggapnya pasti. Segala sesuatu dapat dipersoalkan dan pada kenyataannya memang dipersoalkan juga

Zaman Modern (abad 17 - akhir abad 19)
            Periode ini diawali oleh zaman Renaisans dan dimatangkan oleh gerakan Aufklarung pada abad 18 dan ia mengandung dua unsure penting yaitu berkurangnya kuasa gereja dan menguatnya kuasa ilmu pengetahuan. Peranan akal budi terasa amat kuat setelah pelepasan otoritas gerejani yang sangat dogmatis. Maka  ciri utama filsafat Barat Modern adalah penekanan pada otoritas kuasa politik dan ilmu pengetahuan. Pengetahuan tidak mutlak berawal dari kitab suci atau dogma – dogma gereja, bukan juga dari penguasa feodal, melainkan dari diri manusia sendiri. Karena itu corak filsafat modern adalah sangat anthoprosetris. Zaman ini juga ditandai oleh berbagai penemuan ilmiah.
            Wacana filsafat yang menjadi topik utama zaman modern adalah persoalan epistemologis(terutama abad 17) yaitu : bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan apakah sarana – sarana untuk mencapai pengetahua yang benar dan apa itu kebenaran.
            Kita mengenal beberapa orang yang patut disebut  dalam dunia ilmu pengetahuan adalah :
1.      Rene Descartes (1596-1650)
Menjadi pelopor dalam filsafat dan ilmu matematika. Ia menemukan system koordinat dalam ilmu pasti yang terdiri dari dua garis lurus x dan y dalam bidang datar. Garis x letaknya horisontal dan disebut axis atau sumbu x, dan garis y tegak lurus pada sumbu x, karena sistem ini berdasarkan  dua garis lurus maka sistem koordinat itu disebut orthogonal coordinat system. Kedudukan tiap titik dalam bidang tersebut diproyeksikan dengan garis – garis lurus pada sumbu x dan y.  Maka kedududukan tiap titik potong kedua sumbu menyusuri sumbuh – sumbuh tadi. Hal ini penting khusus untuk hubungan antara ilmu ukur bidang datar dngan aljabar. Penemuan Descartes tentang system koordinat disebut Geometri Analitis.
2.      Isac Newton (1642-1727)
Yang menemukan teori gravitasi , perhitungan calcus dan optika. Teori gravitasi adalah penerusan dari apa yang sudah dirintis oleh Galileo dan Kepler. Galileo mempelajari pergerakan dengan lintasan lurus. Kepler mempelajari pergerakan dengan lintasan tertutup atau elips. Sehingga dari pendapat tersebut menjelaskan bahwa teori gravitasi juga dapat membuktikan penelitian laboratorium dan penemuan planet baru dialam semesta. Perhitungan kalkulus adalah hubungan antara X dan Y. Cara perhitungan seperti ini berguna untuk menghitung berbagai hubungan antara dua atau lebih hal yang berubah bersama dengan ketentuan yang teratur. Optika adalah mengenai cahaya. Dengan adanya  pembiasan matahari oleh prisma membuktikan bahwa cahaya itu terdiri dari komponen yang terbentang antara merah dan ungu.
3.      Charles Darrwin (1809 - 1882)
            Dikenal sebagai penganut teori evolusi. Menurutnya semua perkembangan yang terjadi pada makhluk dibumi terjadi karena seleksi alami. Teorinya yang terkenal adalah struggle for live . perjuangan untuk hidup terdapat dalam setiap kumpulan makhluk hidup yang sejenis yang dapat menampilkan kelainan – kelainan kecil. Semua mereka memiliki daya sesuai yang berbeda terhadap lingkungan. Yang dapat menyesuaikan diri memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup dan yang tidak mampu akan punah karena kalah bersaing. Karena itu yang dapat bertahan adalah yang paling unggul/kuat (survival of the fittest).
                        Selain dari itu, persoalaan yang muncul waktu itu juga ialah bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan apa sarana-sarana yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang benar, dan apa itu kebenaran. Dua aliran filsafat yang memberikan jawaban berbeda bahkan saling bertentangan adalah aliran dari :
Rene Descartes yang mendirikan aliran rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal. Hanya pengetahuan yang diperoleh lewat akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh semua pengetahuan ilmiah.Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keiginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik), yang pernah diterima, tetapi ternyata tidak mampu menangani hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi. Descartes menginginkan cara yang baru dalam berpikir, maka diperlukan titik tolak pemikiran yang pasti yang dapat ditemukan dalam keragu-raguan, jelasnya, bertolak dari keraguan untuk mendapat kepastian.

Karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, pandangan orang terhadap filsafat mulai merosot. Hal ini terjadi karena filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi kehidupan . pada sisi lain, ilmu pengetahuan besar sekali manfaatnya bagi kehidupan. Kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya diperoleh lewat indera, dan inderalah satu-satunya sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama empirisme. Empirisme berasal dari kata empeira yang berarti kepercayaan terhadap pengalaman. Jadi empirisme merupakan pandangan atau sikap yang menekankan pada peranan pengalaman dalam mencari pengetahuan.

Selain itu dari dua aliran tersebut muncul juga sejumlah aliran lain pada abad modern ini , yaitu :
Kritisme(Aufklarung)
Filsafat kritisme disebut juga filsafat zaman pencerahan (Aufklarung), muncul abad ke-18 dimana lahirnya filsafat kritisme ini dilatarbelakangi pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme. Dan seorang ahli pikir dari Jerman mencoba menyelesaikan persoalan ini dengan sebuah analisa. Akhirnya ia mengakui peranan akal dan keharusan empiri, kemudian dicobanya mengadakan sintesis. Walaupun semua pengetahuan bersumber pada akal (rasionalisme), tetapi adanya pengertian timbul dari benda (empirisme). Ibarat burung terbang harus mempunyai sayap (rasio) dan udara (empiris).
Peristiwa di dunia ini hanya dapat dimengerti apabila suatu syarat dipenuhi, yaitu jika peristiwa-peristiwa itu sudah secara otomatis mengandung penjelasan-penjelasannya. Ide yang berpikir itu sebenarnya adalah gerak yang menimbulkan gerak lain. Artinya gerakan yang menimbulkan tesis, kemudian menimbulkan anti tesis (gerak yang bertentangan), kemudian muncul sintesis yang merupakan tesis baru, yang nantinya menimbulkan antithesis dan seterusnya. Inilah yang disebut dengan dialektika. Proses dialektika inilah yang menjelaskan segala peristiwa.

Filsafat positivisme lahir pada abad ke-19. Titik tolak pemikirannya, apa yang telah diketahui adalah yang factual dan yang positif, sehingga metafisika ditolaknya. Maksud positif adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman-pengalaman objektif. Jadi setelah fakta diperolehnya, fakta-fakta tersebut diatur agar dapat memberikan semacam asumsi (proyeksi) ke masa depan.
Marxisme adalah aliran filsafat yang ditunjukan kepada ajaran  Karl Marx. Aliran marxisme lahir dari suatu pertemuan dari tempat-tempat Karl Marx dalam sejarah ide-ide dan suatu detik sejarah perjuangan kelas-kelas yaitu kelahiran gerakan tubuh. Ajaran filsafat Karl Marx disebut juga materialisme diakletik dan disebut juga materialisme historis. Para filsuf hanya menafsirkan dunia, tetapi bagi Marx yang terpentingg adalah bagaimana mengubahnya. Yang perlu diubah adalah keadaan masyarakat yang ditindas oleh kaum borjouis atau kapitalis, penghisap kaum proletarian. Filasafat modern juga melahirkan revolusi industri pada abad 18 dan ideologi – ideologi dunia seperti liberalisme, kapitalisme, sosialisme dan komunisme.



            Filsafat abad modern merupakan buah pemikiran yang dari abad ke abad dapat berubah sesuai dengan kondisi yang ada pada saat itu sehingga melahirkan sebuah ilmu pengetahuan yang didasarkan pada perdebatan yang melahirkan keyakinan masing – masing.
            Munculnya sejumlah aliran – aliran yang dimulai dari aliran Rasionalisme sampai aliran – aliran baru hingga munculnya tokoh pertama fisafat modern adalah Descartes, membuat filsafat abad modern semakin berwarna dengan dianutnya kembali Rasionalisme seperti pada masa yunani kuno. Diantara aliran – aliran tersebut banyak yang menggunakan ilmu pengetahuan(rasio/akal) sebagai tolak ukur dalam menentukan suatu tindakan.




Daftar pustaka
·         Konrat kebung, 2011.filsafat abab modern. Jakarta : prestasi pustaka
·         Drs . H. A.Fuad Ihsan. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta : Rineke cipta.
·         Faisal, Muhammad. 2013. “Eksistensialisme Sartre” (online), http://filsafat.kompasiana.com/2013/01/10/eksistensialisme-sartre-523129.html, di akses pada 07 oktober 2013.







No comments:

Post a Comment