Setelah
saya “jalan-jalan” di dunianya Mbah Google dengan mengetikan kata kunci PR buat
siswa, saya menemukan artikel yang pro dan kontra tentang perlunya PR
(pekerjaan rumah) buat siswa. Ada artikel yang menyatakan bahwa siswa itu tidak
perlu diberikan PR dengan alasan kalau anak diberikan PR, maka anak tidak dapat
bermain dan bersosialisasi dengan tetangga. Itu artikel yang kontra, sedangkan
artikel yang
http://mafiaol.com/2012_10_21_archive.htmlpro memberikan alasan guru perlu memberikan PR agar bisa mengetahui
sejauh mana siswa mampu memahami apa yang telah dijelaskan di kelas. Bagaimana
dengan Anda?Setujukah anak diberikan PR?
Saya
lebih setuju dengan artikel yang pro, di mana seorang guru perlu memberikan PR
untuk siswanya, alasannya karena dengan memberikan siswa PR maka siswa akan
rajin belajar di rumah dan mengurangi dampak negatif dari lingkungan siswa.
Ini
penggalaman saya saat membimbing seorang siswa yang bernama Bagonk (nama
samaran). Sang ibu (ibunya Bagonk) mengeluh karena anaknya tidak pernah belajar.Bagonk
tidak belajar dengan alasan karena tidak ada PR dari gurunya. Jadi dengan
diberikannya PR secara otomatis siswa akan belajar di rumah dan tidak keluyuran
di jalan-jalan.
Selain
alasan tersebut, ada juga alasan-alasan yang lain perlunya seorang guru
memberikan PR kepada anak didiknya. Alasan seorang pendidik (guru) memberikan
PR buat anak didiknya adalah sebagai berikut.
1. PR diberikan untuk mengenalkan siswa
terhadap topik atau latar belakang tema yang akan dipelajari, sehingga anak
akan lebih siap untuk mempelajari materi secara lebih mendalam.
2. PR dapat untuk menakar tingkat
pemahaman anak terhadap materi yang telah diajarkan.
3. PR diberikan agar anak praktek lebih
banyak. Anak diberi latihan-latihan soal untuk dikerjakan di rumah. PR untuk
memperbanyak praktek diyakini banyak guru sebagai cara yang ampuh agar anak
benar-benar menguasai pelajaran. Asumsi dasarnya adalah, makin sering praktek
makin makin hebat penguasaan anak terhadap pelajaran tersebut.
PR
juga ampuh untuk mengurangi dampak negatif dari lingkungan siswa. Asumsinya
adalah dengan memberikan PR siswa akan sibuk dengan PRnya di rumah dan siswa
tidak sempat keluyuran di jalan raya (kebut-kebutan), tawuran antar pelajar dan
lain sebagainya yang merugikan siswa itu sendiri.
Untuk
masalah sosialisasi dengan lingkungannya atau bermain dengan teman-temannya,
orang tua tidak perlu khawatir dengan hal itu.Sepulang dari sekolah suruh
anaknya untuk mengerjakan PR terlebih dahulu (kurang lebih 2 jam), setelah PR
selesai maka baru berikan anaknya untuk bersosialisasi atau bermain.Malamnya
suruh anaknya untuk melanjutkan membuat PR yang belum selesai.Dengan itu anak
tidak sempat melakukan hal-hal negatif.
Dalam
mengerjakan PR siswa juga bisa bersosialisasi, yakni dengan cara mengerjakan PR
secara berkelompok dengan temannya. Siswa juga bisa saling berkerja sama dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya. Orang tua juga harus ikut mendampingi anaknya
dalam mengerjakan PR tersebut tapi tidak ikut membuatkan PR anaknya.Berikan
motivasi dan bimbinglah anak agar bisa menyelesaikan PR tersebut.Pendidik juga
jangan terlalu memberatkan siswa dengan memberikan PR terlalu banyak, sehingga
mengurangi jatah bermain dan sosialisasi anak dengan lingkungannya.
Demikianlah
artikel ini saya buat, semoga artikel ini membantu anda sebagai pendidik dalam
memberikan PR kepada siswanya.
http://mafiaol.com/2012_10_21_archive.html
No comments:
Post a Comment